Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi terkoreksi, masih dibayangi sikap bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), yang memajukan proyeksi kenaikan suku bunga.

Pada pukul 9.42 WIB, rupiah melemah 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.385 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.

"Isu-isu seputar nilai tukar belum ada perubahan. Isu The Fed yang bakal mempercepat kenaikan tingkat suku bunga acuan masih mendorong penguatan dolar AS dan menekan nilai tukar lainnya," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

The Fed tetap mempertahankan suku bunga di angka 0,25 persen bulan ini, namun mengisyaratkan potensi kenaikan lebih cepat pada 2023, serta sinyal adanya pembahasan rencana pemangkasan pembelian obligasi.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 91,861. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,523 persen.

"Sementara dari dalam negeri, isu kenaikan kasus COVID-19 yang menaikkan tingkat okupansi rumah sakit ke keadaan yang mengkhawatirkan, juga masih menjadi isu penekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.380 per dolar AS hingga Rp14.400 per dolar AS dengan potensi menguat di kisaran Rp14.330 per dolar AS.

Pada Kamis (17/6) lalu, rupiah ditutup melemah 117 poin atau 0,83 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.238 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021