Negara-negara se-Asia Tenggara (ASEAN) sepakat mendorong kerja sama ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (Iptekin) untuk kolaborasi penanganan COVID-19.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya mendukung proyek ASEAN COVID Genomics Project dan ASEAN-Wide Anti-COVID-19 Sero-Surveillance Study sebagai kolaborasi ASEAN menghadapi COVID-19.

Handoko menuturkan dalam menghadapi pandemi COVID-19, sejak awal Maret 2020, para peneliti dan inovator dari pemerintah maupun swasta Indonesia telah menghasilkan berbagai riset dan inovasi, diantaranya screening and diagnostic kits, suplemen, penelitian whole genomic sequences of COVID-19, terapi, pengembangan vaksin, obat serta teknologi dan peralatan kesehatan esensial lainnya.

Kepala BRIN telah menghadiri pertemuan informal ke-11 Menteri Iptek ASEAN (IAMMSTI-11) dalam jaringan. Pertemuan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada program ASEAN Science, Technology and Innovation Week (ASTIW) yang diselenggarakan oleh Thailand sebagai tuan rumah pada 14-17 Juni 2021.

Kepala BRIN selaku ketua delegasi Indonesia pada kesempatan tersebut menuturkan bahwa focal point Indonesia untuk ASEAN COSTI (Committee on Science, Technology, and Inovation) saat ini adalah BRIN.

Lebih lanjut, Handoko menuturkan BRIN merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mengintegrasikan seluruh program iptekin di Indonesia.

"BRIN juga bergerak sebagai pengaktif platform riset dan informasi untuk memfasilitasi para peneliti dan inovator Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra nasional maupun internasional pada program penelitian dan pengembangan," ujar Handoko.



Pertemuan IAMMSTI-11 menghasilkan 21 poin Joint Media Statement terkait kerja sama regional ASEAN dalam Collaboration on COVID-19 dan STI for Industrial Transformation and Foundation for the Future yang disepakati oleh para pejabat tingkat menteri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Viet Nam.

Mengawali pertemuan IAMMSTI-11, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Y.M. Alvin Tan mengatakan dalam satu tahun terakhir, banyak negara di dunia termasuk ASEAN masih berjuang menghadapi masa krisis pandemi COVID-19.

"Pandemi ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk bagaimana kita beraktivitas, seperti bersantap di restoran, menonton layar lebar dan kegiatan pertemuan, tutur Menteri Alvin.

Menteri Alvin juga menyampaikan rasa bangga terhadap ASEAN COSTI karena berkomitmen untuk berkolaborasi dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Melalui kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong kapabilitas negara anggota ASEAN dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan potensi pandemi yang akan datang," ujar Menteri Alvin.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset dan Inovasi Thailand Y.M. Anek Laothamatas, selaku tuan rumah dan memimpin jalannya pertemuan tersebut, mengapresiasi COSTI Singapura yang telah mampu memimpin sektor Iptekin ASEAN selama menjalani peran ketua pada periode 2020, meskipun dunia mengalami krisis akibat pandemi COVID-19.

Menteri Anek pada kesempatan itu juga mengatakan pentingnya mempertimbangkan strategi untuk membawa inovasi ke tingkat yang lebih tinggi.

Dia menuturkan ASEAN COSTI sebagai badan utama untuk kerja sama lintas pilar dan lintas sektor terkait inovasi, dirasa penting untuk mempertimbangkan persimpangan inovasi melalui lima strategi yakni Enhance Health Systems, Strengthen Human Security, Maximizing Potential of Inter ASEAN Market and Broader Economic Integration, Accelerating Inclusive Digital Transformation, dan Advancing Toward a Sustainable and Resilient Futures.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021