Sungailiat (Antara Babel) - Nelayan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dari Rp6.400 per liter menjadi Rp 6.900 per liter.

Salah satu nelayan Sungailiat, Sarmin di Sungailiat, Senin mengatakan, hal itu berdampak pada kenaikan biaya kebutuhan logistik yang mencapai 50 persen dibanding sebelumnya.

"Sebelum ada kenaikan BBM, kebutuhan logistik saya saat melaut mencari ikan hanya sebesar Rp2 juta sekarang mencapai Rp3 juta untuk selama satu minggu di laut," katanya.

Tingginya biaya logistik untuk operasional di laut kata dia, karena harga kebutuhan bahan pokok juga mengalami peningkatan yang tidak bisa dihindari oleh seluruh nelayan dengan berbagai jenis alat tangkap.

Keluhan yang sama dikatakan nelayan lainnya, Oman dimana kenaikan harga BBM subdisi jenis solar yang dibeli dari SPDN di pelabuhan Sungailiat, benar-benar terasa memberatkan nelayan.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan kenaikan BBM jenis solar kecuali pasrah semoga hasil tangkapan di luat mendapatkan hasil yang banyak sehingga dapat menutupi biaya operasional yang dikeluarkan," katanya.

Nelayan dalam posisi terjepit, karena katanya, tidak dapat mengendalikan harga BBM yang naik dan tidak dapat pula mengendalikan harga ikan hasil tangkapan, ketika hasil tangkapan ikan melimpah dipastikan harganya pun akan turun dratis.

"Dari pada tidak ada pekerjaan lain, terpaksa kami melaut dengan membawa harapan supaya mendapat hasil tangkapan yang banyak dan kalau pun tidak mendapatkan hasil resiko terbesar adalah bertambah jumlah hutangnya karena umumnya logistik nelayan dibayar dari sejumlah pedagang setelah mendapat hasil tangkapan," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015