DPRD Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meminta kepada pemerintah kota setempat dapat mengontrol sampah medis yang cukup banyak diproduksi setiap harinya seiring kasus positif Covid-19 yang masih tinggi.

"Penambahan kasus konfirmasi positif covid-19 terus bertambah. Kami mengamati dari info Facebook Diskominfo Pangkalpinang setiap hari kisaran 30 sampai 100 kasus perhari. Sehingga menimbulkan sampah medis dari infeksi Virus ini juga terus bertambah. Oleh sebab itu kami minta pemkot betul-betul memperhatikan sampah medis ini. Terutama masker bekas pasien terkonfirmasi positif," kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pangkalpinang, Arnadi, Senin.

Menurutnya sampah medis yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan klinik-klinik sudah ada SOP penanganannya. Tapi tetap saja proses pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahannya harus memperhatikan keselamatan petugas.

"Sebetulnya yang harus diperhatikan pemkot adalah yang melakukan isoman. Karena kebanyakan masker yang digunakan ataupun sampah lainnya bercampur dengan sampah rumah tangga. Sehingga akan sangat rentan terjadinya penularan secara lebih masif kalau tidak ditangani dengan benar," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah membuat SOP nya atau regulasinya dan kalau sudah ada untuk segera disosialisasikan.
 
"DLH sebagai leading sector harus tahu data isolasi mandiri, sehingga dapat melakukan penanganan sampah medisnya. harus ada koordinasi lintas sektor bersama dinkes, BPBD dan DLH serta gugus tugas level terkecil di kelurahan dan RT," ujarnya.
 
Menurutnya bisa jadi kasus masih terus bertambah tidak melulu penukarannya dari orang ke orang. Namun bisa jadi sampah medis yang tidak terkelola dengan baik juga memberikan kontribusi penularan covid-19.

Pewarta: Try Mustika Hardi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021