Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mendorong optimalisasi penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan mengurangi pendanaan melalui utang untuk membiayai peningkatan anggaran COVID-19.

"Penggunaan SAL ini mengurangi utang, terutama yang melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) untuk membiayai peningkatan kebutuhan COVID-19," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA di Jakarta, Rabu.

Ia mengungkapkan, terdapat SAL tahun 2020 sebesar Rp186,67 triliun yang tidak terserap dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan COVID-19 pada 2021.

Sebanyak Rp15,8 triliun dari anggaran SAL tersebut telah dialokasikan dalam Undang-Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Untuk itu, masih ada dana SAL tahun lalu yang bisa digunakan sebanyak Rp150,8 triliun.

"Kami diperbolehkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pembahasan laporan semester I untuk menggunakan SAL 2020 ini," kata Sri Mulyani.

Selain penggunaan SAL, peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 akan dibiayai dari realokasi belanja beberapa Kementerian/Lembaga.

Peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 yang tertinggi, kata Sri Mulyani, berada dalam pos kesehatan dan bantuan sosial yang naik Rp55,21 triliun, sehingga alokasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 meningkat jadi Rp744,75 triliun.

Ia memastikan berbagai dinamika tersebut menyebabkan APBN 2021 akan terus mengalami perubahan, terutama dari perubahan belanja Kementerian/Lembaga yang saat ini dalam refocusing tahap keempat.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021