Sungailiat (Antara Babel) - Para nelayan di Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan aktivitas kapal keruk yang melakukan pengerukan lumpur di perairan Pantai Matras dan berdampak pada pencemaran air di wilayah penangkapan ikan.

Menurut salah seorang nelayan, Husni, di Sungailiat, Rabu, akibat aktivitas pengerukan lumpur itu membuar air laut menjadi tercemar di kawasan penangkapan sehingga hasil tangkapan nelayan menjadi sangat jauh berkurang.

"Air laut di peraiaran itu menjadi sangat keruh dan para nelayan menjadi sangat kesulitan melakukan penangkapan ikan," katanya menambahkan.

Dia mengaku sangat berharap pemerintah daerah maupun pemilik kapal keruk peduli dengan kondisi lingkungan di wilayah penangkapan karena para nelayan tradisional yang dirugikan.

"Pencemaran air laut sebagai dampak kegiatan pengerukan itu sampai hingga di perairan laut Tuing dan beberapa tempat penangkapan ikan nelayan tradisional lainnya," katanya.

Dia menambahkan, sebelumnya kapal keruk itu melakukan aktivitas juga tanpa menyosialisasikannya kepada masyarakat nelayan sehingga nelayan yang selama ini melakukan aktivitas penangkapan sama sekali tidak mengetahui.

"Saya menyayangkan kegiatan kapal keruk itu tidak disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat nelayan, sehingga yang rugi akhirnya masyarakat nelayan itu sendiri," ujarnya.

Menurut dia, dirinya bersama puluhan nelayan lainnya sangat berharap pemerintah daerah bersedia membantu nelayan menghentikan kegiatan kapal keruk itu.

"Jangan sampai menunggu para nelayan berunjuk rasa baru aktivitas kapal keruk itu dihentikan. Kami para nelayan yang merasakan dirugikan meminta kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk membantu menghentikan kegiatan kapal keruk itu," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015