Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau kesiapan venue Stadio Lukas Enembe di Jayapura dan rencana pengaturan protokol kesehatan (prokes) untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Oktober 2021.
“Luar biasa fasilitasnya,” kata Menko Airlangga seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Stadion Lukas Enembe yang selesai dibangun pada pertengahan 2019 dan memiliki daya tampung lebih dari 40 ribu penonton tersebut akan menjadi venue utama dalam pelaksanaan PON sekaligus lokasi pembukaan dan penutupan gelaran olahraga tersebut.
Lapangan cabang olahraga sepak bola di stadion tersebut juga telah mengikuti standar FIFA, termasuk lintasan atletik sintetisnya juga sudah disertifikasi kelas 1 sesuai standar Federasi Atletik Internasional (IAAF).
Stadion Lukas Enembe berada dalam satu komplek dengan gedung olahraga lainnya, seperti gedung indoor yang akan digunakan untuk pertandingan cabang olahraga basket dan voli, serta gedung akuatik untuk cabang olahraga renang, loncat indah, polo air, dan sebagainya. Baik stadion maupun gedung olahraga tersebut memiliki fasilitas-fasilitas berstandar internasional yang tentunya bermutu tinggi.
Sementara itu sarana dan prasarana di gedung akuatik sudah mendapatkan sertifikasi dari induk organisasi olahraga renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA), pada 27 Juni 2020 lalu.
Menko Airlangga mengungkapkan, persiapan penyelenggaraan PON tidak sekadar dari sarana dan prasarana saja, tapi juga dari sisi pencegahan penularan COVID-19. Misalnya dengan penyediaan fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter) di beberapa kota penyelenggara PON XX, termasuk isoter di KM Tidar dan percepatan vaksinasi kepada masyarakat.
“Pelaksanaan protokol kesehatan juga harus dijalankan secara ketat. Setiap kontingen yang menjadi bagian dari ajang ini harus melakukan skrining atau tes COVID-19 terlebih dahulu sejak berada di wilayah asal, sebelum berangkat menuju tempat berlangsungnya PON,” tutur Airlangga.
Para kontingen juga harus melakukan skrining kembali sambil melakukan karantina/isolasi di fasilitas yang disediakan panitia. Selain itu, seluruh pihak yang terlibat dalam PON XX juga harus sudah divaksin, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, tenaga pendukung, sampai masyarakat di sekitar venue. Begitu juga dengan jumlah penonton yang terbatas dan hanya boleh bagi yang sudah divaksin..
Airlangga juga menuturkan bahwa penyelenggaraan PON berdampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Papua.
“Dampak sebelum PON yaitu pada pembangunan (infrastruktur), dan setelah PON, tentu dari pemanfaatan venue (yang sudah dibangun), juga dampak dengan banyaknya atlet yang datang untuk bertanding,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
“Luar biasa fasilitasnya,” kata Menko Airlangga seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Stadion Lukas Enembe yang selesai dibangun pada pertengahan 2019 dan memiliki daya tampung lebih dari 40 ribu penonton tersebut akan menjadi venue utama dalam pelaksanaan PON sekaligus lokasi pembukaan dan penutupan gelaran olahraga tersebut.
Lapangan cabang olahraga sepak bola di stadion tersebut juga telah mengikuti standar FIFA, termasuk lintasan atletik sintetisnya juga sudah disertifikasi kelas 1 sesuai standar Federasi Atletik Internasional (IAAF).
Stadion Lukas Enembe berada dalam satu komplek dengan gedung olahraga lainnya, seperti gedung indoor yang akan digunakan untuk pertandingan cabang olahraga basket dan voli, serta gedung akuatik untuk cabang olahraga renang, loncat indah, polo air, dan sebagainya. Baik stadion maupun gedung olahraga tersebut memiliki fasilitas-fasilitas berstandar internasional yang tentunya bermutu tinggi.
Sementara itu sarana dan prasarana di gedung akuatik sudah mendapatkan sertifikasi dari induk organisasi olahraga renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA), pada 27 Juni 2020 lalu.
Menko Airlangga mengungkapkan, persiapan penyelenggaraan PON tidak sekadar dari sarana dan prasarana saja, tapi juga dari sisi pencegahan penularan COVID-19. Misalnya dengan penyediaan fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter) di beberapa kota penyelenggara PON XX, termasuk isoter di KM Tidar dan percepatan vaksinasi kepada masyarakat.
“Pelaksanaan protokol kesehatan juga harus dijalankan secara ketat. Setiap kontingen yang menjadi bagian dari ajang ini harus melakukan skrining atau tes COVID-19 terlebih dahulu sejak berada di wilayah asal, sebelum berangkat menuju tempat berlangsungnya PON,” tutur Airlangga.
Para kontingen juga harus melakukan skrining kembali sambil melakukan karantina/isolasi di fasilitas yang disediakan panitia. Selain itu, seluruh pihak yang terlibat dalam PON XX juga harus sudah divaksin, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, tenaga pendukung, sampai masyarakat di sekitar venue. Begitu juga dengan jumlah penonton yang terbatas dan hanya boleh bagi yang sudah divaksin..
Airlangga juga menuturkan bahwa penyelenggaraan PON berdampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Papua.
“Dampak sebelum PON yaitu pada pembangunan (infrastruktur), dan setelah PON, tentu dari pemanfaatan venue (yang sudah dibangun), juga dampak dengan banyaknya atlet yang datang untuk bertanding,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021