Pertamina Marketing Operation (MOR) II Sumbagsel melatih tim Organisasi Keadaan Darurat (OKD) dalam mengatasi keadaan darurat akibat gempa bumi berpotensi tsunami, guna meningkatkan kehandalan sumber daya, sistem dan fasilitas penanggulangan bencana alam.

"Pelatihan OKD ini rangkaian dalam skenario simulasi operasi keadaan darurat akibat gempa bumi level 1 di Fuel Terminal (FT) Pulau Baai Provinsi Bengkulu," kata Pjs Area Manager Communication, Relations dan CSR Sumbagsel Agustina Mandayati dalam keterangan persnya diterima Kantor Berita Antara Babel di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan dalam simulasi ini, Executive General Manager Regional Sumbagsel PT Pertamina Patra Niaga Asep Wicaksono Hadi menerima telepon dari Fuel Terminal (FT) Manager Pulau Baai Provinsi Bengkulu Saybani, bahwa telah terjadi gempa bumi dengan skala 9,0 SR di kedalaman 10 KM dengan jarak 150 KM sisi barat daya Kota Bengkulu yang berpotensi terjadinya tsunami.

Dari hasil analisa Tim Organisasi Keadaan Darurat (OKD) FT Pulau Baai tidak mampu menangani kondisi yang terjadi dan meminta Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel untuk mengaktifkan Level 1.

EGM Regional Sumbagsel menetapkan keadaan darurat bencana dan meminta seluruh Tim Management berkumpul di Puskodal.

Dalam peristiwa tersebut, dilaporkan bahwa kondisi FT Pulau Baai tidak dapat  beroperasi. Terjadi tsunami di beberapa wilayah di Kota Bengkulu yang menyebabkan terjadinya kerusakan di beberapa sarfas Pertamina Patra Niaga. Banyak Pekerja maupun keluarga menjadi korban.

Pertamina Patra Niaga memastikan stok dan penyaluran BBM serta LPG dalam kondisi aman. Beberapa langkah pengamanannya antara lain dilakukan Regular Alternative Emergency (RAE) untuk distribusi BBM/ LPG di wilayah terdampak dan berkoordinasi dengan aparat terkait.

Selain itu, pengiriman tim support keadaan darurat bencana ke lokasi kerja, fokus pengecekan beberapa lembaga penyalur yang bisa melakukan suplai BBM/LPG, segera melakukan inspeksi di FT Pulau Baai dan DPPU Fatmawati serta segera melakukan perbaikan sarfas yang terdampak bencana.

"Pelaksanaan simulasi penanggulangan keadaan darurat dimasa pandemi Covid-19 yang menekankan pada larangan untuk melakukan aktivitas keramaian dan menjaga jarak aman, Pertamina Patra Niaga telah membuat mekanisme yang efektif untuk melaksanakan keadaan darurat namun tetap memenuhi protokol kesehatan Covid-19 yang ada," katanya.  

Simulasi keadaan darurat Level 1 dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disediakan oleh Perusahaan sebagai pengganti latihan fisik di lapangan dengan tetap memenuhi kaidah protokol pencegahan Covid-19.

Informasi dipantau melalui CCTV, Observer bisa mengikuti pelaksanaan simulasi secara daring, Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal)  serta Pusat Komando dan Penerangan (Puskopen) lokasi dan region tetap diaktifkan dengan memperhatikan protokol Covid-19 antara lain memastikan peserta tidak melebihi 25% Kapasitas Ruangan serta sejumlah Protokol Kesehatan lainnya.

Kegiatan OKD ini juga tentunya telah mendapatkan izin dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Kota Bengkulu. Dalam pelaksanaan di lapangan, FT Pulau Baai bekerjasama dan tetap dalam arahan BPBD Provinsi Bengkulu.

"Simulasi OKD berjalan dengan baik dan berharap bencana tidak terjadi, namun demikian kita tetap waspada untuk menghadapi kondisi bencana yang mungkin terjadi," tutup Agustina.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021