Saham-saham Jepang membalikkan kenaikan awal pada perdagangan Senin pagi, karena kehati-hatian menjelang pembentukan pemerintahan baru dan kekhawatiran yang berkepanjangan atas krisis utang China Evergrande melebihi sentimen positif yang berasal dari penutupan Wall Street yang kuat pekan lalu.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) merosot 1,14 persen menjadi diperdagangkan di 28.441,89 poin pada pukul 02.06 GMT (10.06 WIB), dengan saham teknologi dan jasa pengiriman memimpin penurunan. Di awal sesi, indeks acuan naik sebanyak 1,16 persen setelah lima sesi kerugian berturut-turut.

Indeks Topix yang lebih luas juga turun 0,72 persen menjadi diperdagangkan di 1.972,09 poin.

Pasar mulai jatuh segera setelah mencapai level tertinggi untuk sesi ini. Ini adalah langkah khas ketika tekanan jual kuat, kata Tomoichiro Kubota, analis pasar senior di Matsui Securities.

Pasar menghadapi kesulitan tiga kali lipat sekarang, dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi China dan masalah anggaran AS. Juga, kami tidak dapat mengharapkan kebijakan moneter serupa dari kabinet baru Jepang seperti yang kami miliki di bawah Abenomics.

Krisis utang Evergrande terus menimbulkan keraguan atas pertumbuhan ekonomi China, sementara nasib RUU pengeluaran utama pemerintah Biden juga belum jelas.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan secara resmi menjabat pada Senin dan sejauh ini, dia gagal untuk mengesankan investor, kata pelaku pasar.

Pembuat peralatan pembuat chip Tokyo Electron menyeret Nikkei paling banyak, dengan penurunan 3,21 persen. Investor start-up teknologi SoftBank Group jatuh 2,52 persen dan pembuat robot Fanuc kehilangan 3,91 persen.

Sektor jasa pengiriman terjun 8,24 persen, dengan Kawasaki Kisen kehilangan 8,59 persen.

Operator department store naik setelah Jepang mencabut tindakan darurat COVID-19 minggu lalu, dengan Isetan Mitsukoshi Holdings melonjak 4,55 persen, J.Front Retailing terangkat 4,39 persen dan Takashimaya naik 3,86 persen.

Maskapai penerbangan juga melonjak 2,49 persen.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021