Jakarta (Antara Babel) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin mengatakan gelombang panas yang
sedang melanda sebagian wilayah India dan menewaskan banyak warganya
tidak akan mengarah ke Indonesia.
"Indonesia masih aman, gelombang panas tersebut tidak akan mengarah ke Indonesia, karena dinamika atmosfer di sana dan di sini sudah berbeda," kata Thomas usai penandatanganan kerja sama dengan beberapa universitas nasional di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Lapan terus memantau cuaca dan suhu dengan penginderaan jarak jauh untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi bencana.
Gelombang panas akibat tiupan angin kontinental kering yang melanda negara bagian Andhra Pradesh, Telangana dan Orissa di India telah menewaskan hingga 2.207 orang sampai Sabtu (30/5). Kebanyakan korban adalah para manula dan pekerja yang menderita karena dehidrasi.
Mei dan Juni adalah masa terpanas di India, dengan suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius lebih. Namun ahli meteorologi mengatakan jumlah hari dengan suhu sekitar 45 derajat Celcius terus bertambah selama 15 tahun belakangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Indonesia masih aman, gelombang panas tersebut tidak akan mengarah ke Indonesia, karena dinamika atmosfer di sana dan di sini sudah berbeda," kata Thomas usai penandatanganan kerja sama dengan beberapa universitas nasional di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Lapan terus memantau cuaca dan suhu dengan penginderaan jarak jauh untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi bencana.
Gelombang panas akibat tiupan angin kontinental kering yang melanda negara bagian Andhra Pradesh, Telangana dan Orissa di India telah menewaskan hingga 2.207 orang sampai Sabtu (30/5). Kebanyakan korban adalah para manula dan pekerja yang menderita karena dehidrasi.
Mei dan Juni adalah masa terpanas di India, dengan suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius lebih. Namun ahli meteorologi mengatakan jumlah hari dengan suhu sekitar 45 derajat Celcius terus bertambah selama 15 tahun belakangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015