Pangkalpinang (Antara Babel) - Sebanyak 45,5 persen dari 25.236 jumlah total bayi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), pada 2014 belum mendapatkan air susu ibu (ASI), sehingga dapat mengganggu pertumbuhan anak-anak di daerah itu.

"Saat ini, ibu-ibu enggan memberikan ASI eksklusif dan memilih susu formula kepada bayinya, sehingga memicu kasus bayi kurang gizi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Jumat.

Berdasarkan data 2014, kata dia, baru 54,5 persen bayi berumur 0 sampai enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif atau mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya hanya 46,49 persen.

"Pada tahun ini, kami terus melakukan sosialisasi manfaat dan pentingnya ASI eksklusif kepada ibu-ibu yang memiliki bayi, agar mereka mau memberikan ASI kepada bayinya," ujarnya.

Ia mengatakan ASI merupakan makanan terbaik, ideal, bergizi seimbang, aman dari pencemaran mikroba dan ekonomis dari sisi harga, serta praktis dalam penyajian kepada bayi.

"ASI memberikan dampak gizi yang terbaik, sehingga bayi dapat terhindar dari kerawanan gizi buruk," ujarnya.

Saat ini, kata dia, permasalahan gizi bayi sangat kompleks, tidak hanya terkait ketersediaan dan konsumsi makanan tetapi prilaku atau pola pengasuhan anak yang tidak baik.

"Saat ini, pendidikan dan pengetahuan ibu-ibu tentang gizi anak masih kurang, sehingga mempengaruhi pertumbuhan  anak-anak yang kurang baik," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diimbau ibu-ibu untuk selalu memberikan ASI kepada bayinya, agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat membahayakan jiwa anaknya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015