Jakarta (ANTARA) - Menyusui bisa menjadi pengalaman ikatan yang indah dengan bayi Anda. Namun hal ini juga dapat menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang, salah satunya adalah menjaga pasokan ASI.
Ditulis laman Well and Good, Sabtu (13/4), Melissa Kotlen, IBCLC, RN , konsultan laktasi bersertifikat internasional, mengatakan perubahan persediaan ASI adalah hal yang cukup umum normal.
Beberapa kebiasaan yang membuat produk ASI tidak optimal adalah membatasi pola makan karena ingin cepat menurunkan berat badan. Hal ini dapat menurunkan suplai ASI secara tidak sengaja.
"Ibu menyusui membakar sekitar 500 kalori/hari, baik bayinya disusui atau dipompa,” kata Kotlen. Artinya dibutuhkan banyak energi untuk membuat susu. Jadi, jika Anda mulai mengurangi kurang dari 2.000 kalori per hari (Anda mungkin membutuhkan lebih dari itu), kemungkinan besar pasokan Anda akan berkurang, kata Kotlen.
Protein tanpa lemak, lemak sehat, biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan merupakan pilihan bagus karena memberi energi dan nutrisi yang Anda butuhkan untuk memproduksi susu.
Selain itu, jika ingin mempertahankan suplai ASI, Anda juga harus minum banyak air. Itu karena, selain lemak, protein, dan laktosa, ASI mengandung 87 persen air, menurut artikel Nutrients pada bulan Mei 2016.
Sederhananya, perlu minum air untuk menghasilkan cukup ASI bagi bayi Anda. Jika mengalami dehidrasi, persediaan ASI mungkin berkurang.
Cobalah meminum segelas air setiap kali menyusui sebagai pengingat untuk tetap terhidrasi. Dan tentunya selalu dengarkan sinyal haus tubuh Anda.
Kebiasaan lain yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak cukup sering menyusui atau memerah ASI.
Cobalah untuk sering menyusui agar persediaan Anda tetap kuat. Kotlen mengatakan beri ASI atau pompa setiap dua hingga tiga jam di siang hari atau empat hingga lima jam pada malam hari.
Suplai ASI kata Kotlen juga berpengaruh pada pemberian susu formula pada bayi, usahakan untuk memberikan suplemen lebih sedikit dan menyusui sebanyak mungkin.
Faktor lain yang memengaruhi persediaan ASI adalah tidak cukup tidur, terlalu stres, tidak menjaga kesehatan, mengonsumsi obat-obatan tertentu, minum banyak kafein atau minuman mint dan tidak menyusui di malam hari.
Berita Terkait
Susu formula diperbolehkan jadi pengganti ASI dalam kondisi khusus
25 Oktober 2024 09:28
Isyana Bagoes Oka, jurnalis yang aktif kampanyekan ASI jadi Wamenduk
22 Oktober 2024 08:35
Perasan ibu menyusui berdampak pada kelancaran pemberian ASI
21 Oktober 2024 10:09
ASI untuk kebutuhan bayi
10 Oktober 2024 15:35
Ibu menyusui dengan riwayat TB boleh berikan ASI kepada anak
26 September 2024 18:06
Perlu dukungan moral guna pastikan pemberian ASI lancar
1 Agustus 2024 14:02
Kepala OIKN mundur, ASI sebut pasokan semen ke IKN tidak terganggu
3 Juni 2024 15:11
Peri Sandria: Gol cepat bisa tentukan hasil Indonesia vs Korea Selatan
25 April 2024 21:49