Pimpinan Israel Naftali Bennett akan melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada Minggu waktu setempat dan bertemu dengan pemimpin negara Teluk itu dalam perjalanan tingkat tertinggi sejak kedua pihak menormalisasi hubungan pada tahun lalu.

Kunjungan itu datang di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan saat kekuatan-kekuatan di dunia berupaya untuk memperbaharui kesepakatan nuklir dengan Iran. Israel dan sejumlah negara Arab Teluk memiliki kekhawatiran yang sama terkait aktivitas Iran di kawasan.

"Saya akan pergi ke Uni Emirat Arab hari ini, dalam kunjungan pertama yang dilakukan oleh seorang perdana menteri Israel," katanya pada kabinetnya pada Minggu.

Belum ada konfirmasi langsung dari Abu Dhabi.

Uni Emirat Arab, bersama Bahrain, Sudan, dan Maroko membuat langkah menuju normalisasi hubungan dengan Israel di bawah inisiatif yang didukung oleh Amerika Serikat yang disebut "Perjanjian Abraham".

Perjalanan Bennett pada Minggu akan menjadi yang pertama di antara para pemimpin keempat negara itu. Perjalanan yang sebelumnya direncanakan oleh pendahulunya Benjamin Netanyahu telah dibatalkan, dengan Israel merujuk pada pembatasan perjalanan COVID-19 dan kesulitan untuk mengatur penerbangan di atas teritori Yordania.

Bennett akan bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan pada Senin, menurut kantor perdana menteri Israel.

Keduanya akan membahas penguatan hubungan, dengan penekanan terhadap isu ekonomi yang akan berkontribusi pada stabilitas kedua negara dan kesejahteraannya, kata pernyataan dari Israel.

Sumber: Reuters

Pewarta: Aria Cindyara

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021