Bupati Bangka Barat Sukirman mengatakan interkoneksi jaringan listrik kabel bawah laut yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Bangka menjadi langkah awal untuk mewujudkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terang benderang.

"Dengan adanya pembangunan ini kami optimistis ke depan tidak akan ada lagi pemadaman listrik, kecuali pada saat terjadi gangguan darurat di lapangan, misalnya pohon tumbang dan lainnya," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Rabu.

Menurut dia, dalam pembangunan interkoneksi jaringan listrik di Selat Bangka tersebut, Kabupaten Bangka Barat menjadi titik lokasi pendaratan kabel dan menjadi bagian penting sebagai mata rantai permasalahan tenaga kelistrikan di daerah itu.

"PT PLN menargetkan pada September 2022 sudah menyuplai 150 KVA dan kalau bisa lebih dari itu, sehingga bukan hanya Bangka Barat tapi justru di seluruh Pulau Bangka tidak ada lagi mati listrik karena kurang daya," katanya.


General Manajer PT PLN Unit Induk Wilayah Babel Amris Adnan menjelaskan total investasi kabel laut yang terpasang untuk menghubungkan Sumatera-Bangka sekitar Rp1,5 triliun, dengan estimasi kesiapan bulan September 2022.

"Untuk biaya operasional saat ini di Bangka itu terdiri dari penggabungan antara pembangkit batubara dan juga pembangkit BBM, namun sebagian besar menggunakan minyak. Sedangkan sistem di Sumatera ada berbagai bahan bakar untuk pembangkit, ada pembangkit PLTU, PLTG, sedangkan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak sudah semakin sedikit," katanya.

Dengan berkurangnya pembangkit listrik berbahan bakar minyak, kata dia, biaya operasional dan biaya pokok penyediaan untuk di Sumatra lebih murah dibandingkan di Pulau Bangka.

Hal ini dikatakan Sukirman dan Amris Adnan pada saat melakukan kunjungan kerja bersama Gubernur Babel Erzaldi Rosman di lokasi pendaratan kabel interkoneksi Sumatera-Bangka di Pantai Asmara Mentok.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022