Istri Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Sri Utami Ridwan Djamaluddin melakukan kunjungan ke Pusat Layanan Autis (PLA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Babel, Ervawi, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Disdik Pemprov Babel, Deswarman, Sritje Habibie, dan Dra. Hirawati J.H Tuloli.
Mengawali kedatangannya, Sri Utami menyapa para tenaga pendidik Sekolah Luar Biasa yang berasal dari Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Kabupaten Bangka Selatan. Dilanjutkan dengan pengarahan mengenai tata ruang yang ideal bagi Pusat Layanan Autis ini.
"Orang yang datang kesini adalah orang yang mau mencari bantuan. Seseorang yang membuat keputusan untuk datang dan masuk pintu ini merupakan suatu langkah besar, tolong dihargai, buat tempat ini senyaman mungkin, seperti lobby hotel. Mereka harus diterima dengan tangan terbuka. Layani ibu yang datang dengan penuh senyum ramah," katanya.
Sri juga mengatakan bahwa saat ini prevalensi anak autis bertambah terus, dan kita harus siap. Untuk itu ia juga menyarankan agar Pusat Layanan Autis ini bisa dikembangkan menjadi Pusat Layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jadi dalam satu tempat tak hanya melayani terapi untuk anak autis saja, namun juga untuk tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan tunagrahita.
Usai memberi arahan singkat, dirinya lanjut mengunjungi ruangan-ruangan yang ada di PLA. Mulai dari ruang transisi, ruang asesmen dan ruang terapi. Ia menyarankan agar ruang asesmen di tempatkan di lantai dasar dan dekat pintu keluar, kemudian disekat dengan kaca sehingga terlihat dari di sebelahnya, di sanalah orang tua akan melihat proses asesmen sang anak secara langsung.
Kepala Dinas Pendidikan Babel, Ervawi pada kesempatan yang sama juga memberikan beberapa arahan. Memiliki latar pendidikan dan pengalaman sebagai tenaga pendidik di SLB, Ervawi berharap agar PLA berkembang dan berkelanjutan harapan dan dukungan Pj. Gubernur Babel bahwa Babel menjadi National Resource Center.
"Bukan hanya melayani anak autis, tapi banyak yang bisa kita bantu. Nanti kami undang pelatihan, harus kita susun, asesmen center di tiap kabupaten, di provinsi ini pusatnya. Ini merupakan pekerjaan sosial, tidak ada anak yang ingin lahir seperti itu, dan tidak ada orang tua yang ingin anaknya seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Disdik Babel, Deswarman menjelaskan PLA ini telah berdiri sejak tahun 2016. Namun dijelaskannya, sudah dua tahun terakhir ini, PLA juga melayani semua anak disabilitas. Oleh karena itu, jumlah yang mendaftar terus meningkat.
"Kita kewalahan, karena jumlah terapis hanya 23 orang, jadi jadwal kita dari pagi sampai sore. Di sini merupakan satu-satunya pusat layanan autis di Babel dan gratis tidak dipungut biaya. Pendaftaran satu tahun dua kali, karena prosesnya lebih kurang 6 bulan. Saat ini, kita menangani 89 anak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Mengawali kedatangannya, Sri Utami menyapa para tenaga pendidik Sekolah Luar Biasa yang berasal dari Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, dan Kabupaten Bangka Selatan. Dilanjutkan dengan pengarahan mengenai tata ruang yang ideal bagi Pusat Layanan Autis ini.
"Orang yang datang kesini adalah orang yang mau mencari bantuan. Seseorang yang membuat keputusan untuk datang dan masuk pintu ini merupakan suatu langkah besar, tolong dihargai, buat tempat ini senyaman mungkin, seperti lobby hotel. Mereka harus diterima dengan tangan terbuka. Layani ibu yang datang dengan penuh senyum ramah," katanya.
Sri juga mengatakan bahwa saat ini prevalensi anak autis bertambah terus, dan kita harus siap. Untuk itu ia juga menyarankan agar Pusat Layanan Autis ini bisa dikembangkan menjadi Pusat Layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jadi dalam satu tempat tak hanya melayani terapi untuk anak autis saja, namun juga untuk tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan tunagrahita.
Usai memberi arahan singkat, dirinya lanjut mengunjungi ruangan-ruangan yang ada di PLA. Mulai dari ruang transisi, ruang asesmen dan ruang terapi. Ia menyarankan agar ruang asesmen di tempatkan di lantai dasar dan dekat pintu keluar, kemudian disekat dengan kaca sehingga terlihat dari di sebelahnya, di sanalah orang tua akan melihat proses asesmen sang anak secara langsung.
Kepala Dinas Pendidikan Babel, Ervawi pada kesempatan yang sama juga memberikan beberapa arahan. Memiliki latar pendidikan dan pengalaman sebagai tenaga pendidik di SLB, Ervawi berharap agar PLA berkembang dan berkelanjutan harapan dan dukungan Pj. Gubernur Babel bahwa Babel menjadi National Resource Center.
"Bukan hanya melayani anak autis, tapi banyak yang bisa kita bantu. Nanti kami undang pelatihan, harus kita susun, asesmen center di tiap kabupaten, di provinsi ini pusatnya. Ini merupakan pekerjaan sosial, tidak ada anak yang ingin lahir seperti itu, dan tidak ada orang tua yang ingin anaknya seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Disdik Babel, Deswarman menjelaskan PLA ini telah berdiri sejak tahun 2016. Namun dijelaskannya, sudah dua tahun terakhir ini, PLA juga melayani semua anak disabilitas. Oleh karena itu, jumlah yang mendaftar terus meningkat.
"Kita kewalahan, karena jumlah terapis hanya 23 orang, jadi jadwal kita dari pagi sampai sore. Di sini merupakan satu-satunya pusat layanan autis di Babel dan gratis tidak dipungut biaya. Pendaftaran satu tahun dua kali, karena prosesnya lebih kurang 6 bulan. Saat ini, kita menangani 89 anak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022