Tanjung Pandan (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, akan menyulap areal bekas tambang timah, batu kaulin, dan batu kuarsa sebagai objek pariwisata baru.

"Kami punya banyak areal bekas tambang yang sangat mungkin kami kelola sebagai objek wisata," kata Bupati Belitung, Sahani Saleh, di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Minggu.

Menurut dia, bekas areal tambang tersebut akan dijadikan danau. "Dengan demikian, nantinya Belitung akan menjadi Pulau Sejuta Danau," ujarnya setelah membuka Lokakarya Wisata Insentif yang digelar Kementerian Pariwisata itu.

Ia menganggap hal itu akan menjadi nilai tambah bagi daerah yang tiba-tiba berubah menjadi salah satu destinasi baru setelah kemunculan novel dan film berjudul "Laskar Pelangi" itu.

"Kami tidak punya 'geopark' atau 'waterpark' seperti daerah lain, tapi kami  punya potensi selain pantai, pulau, dan bebatuan," kata Sahani.

Ia menjamin lokasi-lokasi tambang yang akan dijadikan destinasi itu aman. "Timah dan batu kuarsa itu penambangannya tidak perlu bahan kimia. Jadi pasti aman dari B3 (bahan beracun berbahaya). Buktinya, sekarang ini banyak orang bikin 'prewedding' di bekas lokasi tambang di Belitung," ujarnya.

Sumur-sumur tambang di Belitung itu dulunya digali oleh pemerintah Hindia Belanda.

Bahkan, di Belitung ada beberapa lokasi yang salah satu lubangnya berada di atas lahan seluas 3-4 hektare.  "Biasanya setelah 15 tahun, air di dalam sumur tambang itu netral sehingga sangat layak untuk dikonsumsi," katanya.

Bupati menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Blitung rata-rata mencapai angka 250.000, sekitar 20 persen adalah wisatawan asing.

"Jumlah wisatawan ini melampaui jumlah penduduk kami yang hanya sekitar 180 ribu jiwa. Tentu ini catatan tersendiri bagi kami," ujarnya.

Namun, upaya untuk mewujudkan hal itu tidak mudah karena menghadapi berbagai persoalan, di antaranya fasilitas bandar udara yang belum berstandar internasional, ketersediaan air bersih, dan ketersediaan energi listrik.

Selain itu, di Belitung juga tidak tersedia sarana transportasi umum yang menjadi masalah tersendiri bagi wisatawan.

Padahal sejak "Laskar Pelangi", Belitung menjadi fenomenal dengan peningkatan jumlah kunjungan wisata mencapai 300 persen.

Di Belitung juga terdapat dua unit hotel berbintang empat dan beberapa kelas di bawahnya yang secara keseluruhan memiliki 1.600 kamar.

"Namun untuk pembangunan wisata ini kami juga punya kendala lain soal SDM. Masyarakat kami yang kebanyakan bekerja sebagai penambang, tiba-tiba harus menerima kenyataan bahwa daerahnya kini menjadi destinasi wisata. Belum lagi dampak kabut asap," ujar Sahani menambahkan.

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015