Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Kamis mengumumkan daftar baru 65 obat sirop yang tidak menggunakan empat pelarut, yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol.
“Ini adalah list mereka yang aman dari EG dan DEG karena tidak mengandung keempat pelarut tersebut,” kata Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya pada Minggu (23/10), BPOM telah mengeluarkan 133 daftar obat sirop yang tidak mengandung keempat pelarut tersebut. Daftar tersebut dirilis berdasarkan data registrasi BPOM.
Ia mengatakan penelitian yang dilakukan BPOM masih akan terus berproses.
Menurut dia, masih ada sejumlah produk yang tidak mengandung keempat pelarut namun masih dalam proses pengajuan.
Pihaknya akan menyampaikan informasi tambahan kepada masyarakat apabila penelitian sudah dikatakan selesai.
Baca juga: 156 obat sirop boleh diresepkan
Baca juga: Daftar 102 merek obat yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut
“Tentunya kami terus bergerak dengan penelitian karena besarannya dari jumlah obatnya, total dari obat seluruhnya yang ini sangat besar. Jadi tentunya ini bergerak terus dan sekarang ada tambahan (total, red.) 198, termasuk yang 133 (sebelumnya, red.),” kata Penny.
Pelaksana Harian Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Elin Herlina mengatakan daftar tambahan 65 obat sirop berdasarkan penelusuran yang BPOM lakukan dari yang sebelumnya dan beberapa sedang berproses untuk perpanjangan izin edar dan perubahan produk atau perubahan variasi.
Ia juga mengumumkan terdapat satu obat berbentuk sirop kering dan cairan oral yang tidak menggunakan pelarut propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol.
“Kami tidak masukkan di dalam list-nya (satu obat tersebut, red.), namun kami informasikan bahwa produk tersebut tidak mengandung empat pelarut sehingga aman digunakan,” katanya.
Daftar terbaru ini akan menjadi masukan bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membuat surat edaran yang ditujukan kepada tenaga kesehatan sehingga produk-produk tersebut bisa diresepkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022