Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan total kasus COVID-19 subvarian baru Omicron XBB dan XBB.1 di Indonesia sebanyak 12 orang.

"Dari 12 kasus ini, dua dari perjalanan luar negeri yaitu dari Singapura, dan 10 kasus transmisi lokal," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Meski subvarian baru itu cepat menular, ia mengatakan tidak terjadi peningkatan keparahan maupun kematian, tidak lebih parah dari infeksi varian-varian COVID-19 sebelumnya.

"Karakteristik varian XBB itu tingkat keparahannya tidak seberat dari varian sebelumnya. Angka kematian maupun hospitality tidak tinggi," tuturnya.

Kendati demikian, Syahril mengingatkan masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan.

"Protokol kesehatan menjadi syarat, jangan kendor karena ini menjadi bagian dalam perlindungan, pencegahan dan pengendalian COVID-19," katanya.

Hingga saat ini, ia mengemukakan subvarian Omicron XBB telah teridentifikasi di 28 negara.

Baca juga: Kemenkes sebut vaksin penguat penting di tengah kenaikan kasus COVID-19

"Ada 28 negara mengalami kenaikan dan melaporkan ada kasus XBB, kenaikan dikaitkan dengan XBB," katanya.

Dalam kesempatan itu, Syahril juga menyampaikan bahwa kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir cenderung mengalami peningkatan hingga mencapai 78 persen, dengan tingkat positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites mengalami kenaikan menjadi 15,98 persen.

"Positivity rate berkaitan dengan jumlah testing kita yang tidak terlalu tinggi, harapannya ke depan jumlah testing meningkat seiring dengan adanya varian baru," katanya.

Per 3 November 2022, lanjut dia, terdapat 30 provinsi yang mengalami peningkatan kasus dalam satu pekan terakhir.

"Ini menjadi catatan bagi kita semua bahwa pandemi masih ada di sekitar kita," tuturnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022