Sekelompok ilmuwan China telah mengembangkan metode baru untuk mengawetkan folikel tikus pada suhu yang sangat rendah, meningkatkan viabilitasnya lebih dari 30 persen setelah pulih, dibandingkan dengan metode konvensional.
Hasilnya menjelaskan pendekatan yang menjanjikan untuk pelestarian kesuburan pada wanita, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.
Bagi anak perempuan praremaja dan wanita yang sangat membutuhkan pengobatan kanker, pengawetan kriogenik atau kriopreservasi (cryoperservation) folikel mungkin menjadi satu-satunya pilihan untuk mengawetkan kesuburan mereka. Namun, agen pelindung yang digunakan dalam metode kriopreservasi folikel yang ada saat ini sering kali menimbulkan efek yang buruk akibat tingginya konsentrasi dan toksisitas agen tersebut, ungkap penelitian.
Para peneliti dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China (University of Science and Technology of China/USTC), yang bekerja sama dengan para peneliti dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui, mengembangkan metode kriopreservasi vitrifikasi pada folikel tikus yang dienkapsulasi dalam hidrogel dengan "nanowarming", sebuah teknologi baru di bidang kriopreservasi.
Melalui metode ini, para peneliti mengurangi kebutuhan agen pelindung yang sangat beracun tersebut dan menurunkan konsentrasinya menjadi seperempat dari cara konvensional, sebut penelitian, yang juga mengungkapkan bahwa viabilitas folikel tikus meningkat lebih dari 30 persen.
Dalam penelitian lebih lanjut, oosit yang diperoleh dari folikel ini dibuahi secara in vitro dan berkembang menjadi bayi tikus yang sehat setelah transfer embrio, kata Zhao Gang, ketua penelitian di USTC.
Paten untuk teknologi ini telah diajukan dan diperkirakan dapat diterapkan secara klinis di sejumlah rumah sakit terkait di Provinsi Anhui pada tahun depan, imbuh Zhao.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Hasilnya menjelaskan pendekatan yang menjanjikan untuk pelestarian kesuburan pada wanita, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.
Bagi anak perempuan praremaja dan wanita yang sangat membutuhkan pengobatan kanker, pengawetan kriogenik atau kriopreservasi (cryoperservation) folikel mungkin menjadi satu-satunya pilihan untuk mengawetkan kesuburan mereka. Namun, agen pelindung yang digunakan dalam metode kriopreservasi folikel yang ada saat ini sering kali menimbulkan efek yang buruk akibat tingginya konsentrasi dan toksisitas agen tersebut, ungkap penelitian.
Para peneliti dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China (University of Science and Technology of China/USTC), yang bekerja sama dengan para peneliti dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui, mengembangkan metode kriopreservasi vitrifikasi pada folikel tikus yang dienkapsulasi dalam hidrogel dengan "nanowarming", sebuah teknologi baru di bidang kriopreservasi.
Melalui metode ini, para peneliti mengurangi kebutuhan agen pelindung yang sangat beracun tersebut dan menurunkan konsentrasinya menjadi seperempat dari cara konvensional, sebut penelitian, yang juga mengungkapkan bahwa viabilitas folikel tikus meningkat lebih dari 30 persen.
Dalam penelitian lebih lanjut, oosit yang diperoleh dari folikel ini dibuahi secara in vitro dan berkembang menjadi bayi tikus yang sehat setelah transfer embrio, kata Zhao Gang, ketua penelitian di USTC.
Paten untuk teknologi ini telah diajukan dan diperkirakan dapat diterapkan secara klinis di sejumlah rumah sakit terkait di Provinsi Anhui pada tahun depan, imbuh Zhao.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022