Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mandiri atau non mitra di pabrik pengolahan di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, turun dari Rp2.334 per kilogram menjadi Rp2.310 per kilogram.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Subhan di Sungailiat, Sabtu, mengatakan turunnya harga TBS kelapa sawit milik petani non mitra dari Ro2.334 per kilogram dan hari ini Sabtu (14/1) menjadi Rp2.310 per kilogram tersebut dipengaruhi turunnya harga minyak kelapa sawit "Crude Palm Oil" (CPO).

"Di awal tahun 2023, harga TBS kelapa sawit mandiri sempat berada pada harga jual Rp2.402 per kilogram dan diharapkan harga kembali naik sehingga membantu meningkatkan pendapatan petani sawit mandiri," jelas dia.

Menurutnya, harga sawit milik petani mandiri sempat mengalami harga jual tertinggi mencapai Rp3.800 per kilogram pada 2021, kemudian pada 2022 harga TBS sempat mengalami penurunan harga di bawah Rp2.000 per kilogram.

"Meskipun saat hari ini mengalami kenaikan, kita berharap harga TBS tahun 2023 kembali stabil," ujarnya.

Tercatat luas kebun sawit mandiri di Kabupaten Bangka yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan mencapai kurang lebih 15 ribu hektare dengan kemampuan produksi rata-rata 18,5 ton per hektare.

Minat masyarakat di Kabupaten Bangka mengembangkan perkebunan kelapa sawit cukup besar didorong oleh asumsi investasi ekonomi masa depan yang berkelanjutan.

"Masyarakat paham bahwa investasi di sektor perkebunan kelapa sawit lebih menguntungkan di masa depan meskipun harga jual TBS saat ini belum stabil," kata dia. 

Dia menyarankan masyarakat yang ingin menanam kelapa sawit hendaknya dimulai dari pemilihan bibit kelapa sawit yang unggul atau yang bersertifikat.

Pewarta: Kasmono

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023