Pangkalpinang (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi mengatakan korban banjir di Kota Pangkalpinang yang sudah terdata mencapai 4.244 orang tersebar di 13 titik tempat penampungan.

"Satu dari 4.200 korban banjir meninggal karena terseret arus," kata Rustam Effendi usai rapat koordinasi penanganan korban banjir di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan banjir yang terjadi di Kota Pangkalpinang merupakan bencana terparah, karena ketinggian air mencapai 1,5 hingga dua meter dan hampir merendam seluruh ibu kota provinsi itu.

"Banjir ini tidak hanya terjadi di Kota Pangkalpinang, tetapi juga terjadi di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah dan Bangka Selatan," katanya.

Ia mengatakan jumlah personel gabungan yang dilibatkan untuk mengevakuasi korban banjir di kabupaten/kota sebanyak 700 orang terdiri dari personel Polri, TNI, BPBD, Tagana dan organisasi masyarakat.

"Saat ini kita belum menerima korban banjir di tiga kabupaten, namun demikian diperkirakan korban banjir mencapai 10 ribu orang," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diharapkan masyarakat untuk tetap waspada karena masih ada potensi banjir yang lebih besar lagi terjadi, mengingat potensi hujan lebat akan kembali menguyur daerah ini.

"Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG puncak musim hujan akan terjadi akhir bulan ini, sehingga bencana banjir berpeluang terjadi kembali," ujarnya.

Banjir di Kota Pangkalpinang terjadi pada Senin (8/2) hingga Selasa (9/2) meredam kawasan pusat perekonomian dan pemukiman penduduk di kota itu, sehingga seluruh aktivitas warga terkena banjir terhenti total. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016