Pangkalpinang (Antara Babel) - Toko yang berada di pasar pembangunan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini masih banyak yang tutup pascabanjir.

"Meskipun banjir di sini sudah surut namun toko-toko masih belum buka karena masih trauma," kata pemilik toko Janam yang berada di pasar pembangunan Pangkalpinang, Ocoi di Pangkalpinang, Minggu.

Ia menambahkan, selain itu barang-barang yang ada di toko masih basah bahkan tidak sedikit yang hanyut saat banjir.

"Barang-barang kita banyak yang basah sehingga tidak dapat di jual lagi dan sebagiannya sudah hanyut dibawa arus," katanya.

Ia mengatakan total kerugian yang dialaminya akibat banjir yang melanda kota Pangkalpinang sebesar Rp50 juta.

"Kerugian akibat banjir ini cukup besar yaitu sekitar Rp50 juta karena barang dagangan kita rusak," ujarnya.

Sama halnya dengan pemilik agen makanan ringan, Acing yang juga korban banjir dengan total kerugian sebesar Rp65 juta.

"Barang-barang banyak yang rusak karena terendam hujan berhari-hari sehingga kita mengalami kerugian. Kini saya harus memulai usaha saya dari awal lagi," katanya.

Ia berharap, pemerintah ikut peduli terhadap pedagang yang ada di pasar dengan cara memberikan bantuan modal.

"Pemerintah harus peduli dengan pedagang, misalnya dengan memberikan bantuan modal agar pedagang dapat berjualan kembali," jelasnya.

Ia mengatakan, pada saat banjir tanggal 8 hingga 11 Februari, debit air di pasar pembangunan cukup tinggi yaitu sekitar 2 hingga 2,5 meter dengan arus yang cukup deras sehingga banyak barang yang hanyut.

"Air cukup tinggi dan datang tiba-tiba karena dalam waktu 30 menit air sudah mencapai dada orang dewasa sehingga tidak ada barang-barang yang terselamatkan. Meskipun sekarang air sudah surut, kita masih trauma karena takut akan ada banjir susulan," katanya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016