Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebutkan bahwa pernyataan keras yang mengutuk Rusia dalam perang di Ukraina adalah "sangat perlu" dicantumkan dalam komunike pertemuan pemimpin keuangan G20 di India, yang akan berakhir Sabtu.

Yellen, dalam sebuah wawancara, mengatakan tidak memasukkan kecaman atas perang dalam komunike tersebut akan menjadi langkah mundur dari pernyataan yang sudah dibuat oleh para pemimpin G20 di Bali, Indonesia, pada November lalu.

Ketika ditanya soal kemungkinan pertemuan para menteri keuangan dan pemimpin bank sentral G20 tersebut akan berakhir tanpa komunike yang diinginkan, Yellen menegaskan bahwa negosiasi masih berlangsung.

Pertemuan yang berlangsung di Bengaluru, pusat teknologi India, itu akan berakhir pada Sabtu malam (25/2).

Baca juga: PBB merespons makalah tentang pentingnya China dalam krisis Ukraina

"Saya kira pasti ada pernyataan dalam komunike yang mengutuk perang oleh Rusia. Kita pernah melakukannya di Bali dan menurut saya itu sangat perlu," kata Yellen.

"Dan saya kira G7 tentu bersatu dalam soal ini dan saya kira itu perlu dan pantas," katanya, menambahkan.

Yellen mengeluarkan komentar tersebut pada saat meredupnya harapan bahwa negara-negara peserta akan menghasilkan komunike bersama padaa saat-saat terakhir.

India, Ketua G20 dan juga tuan rumah pertemuan, berusaha menghindari penggunaan kata "perang" dalam setiap pernyataan. India berusaha netral dan menolak untuk menyalahkan Rusia dan berupaya mencari solusi diplomatik.

Di Bali, para pemimpin G20 mengeluarkan pernyataan yang berbunyi: "Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina." Kalimat itu menunjukkan bahwa pernyataan tersebut ditentang oleh Rusia, yang juga merupakan anggota G20.
 
Deklarasi Bali juga menambahkan, "Ada pandangan lain dan penilaian berbeda mengenai situasi dan sanksi."

Sumber: Reuters

Baca juga: G20 gagal capai konsensus soal perang Rusia-Ukraina

Pewarta: Atman Ahdiat

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023