Sembilan dari 10 jenazah korban pembunuhan berencana dukun pengganda uang berinisial TH alias Mbah Slamet (45) dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa siang.
Kesembilan jenazah yang telah menjalani autopsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan belum diketahui identitasnya itu diserahkan oleh Kanit III Satreskrim Polres Banjarnegara Iptu Imam Sanyoto kepada Pemerintah Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, untuk dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat.
"Jenazah tanpa identitas ini terdiri atas tiga orang perempuan dan enam orang laki-laki," kata Imam Sanyoto.
Setelah diserahkan kepada Pemdes Balun, kesembilan jenazah itu dimakamkan dalam tiga liang lahat yang telah disiapkan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Polisi Hendri Yulianto mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka Mbah Slamet mengaku telah membunuh 10 orang sejak tahun 2020, namun yang bersangkutan lupa nama-nama korbannya.
"Ini sesuai dengan jumlah jenazah yang kami temukan (hingga 3 April)," katanya.
Dari 10 jenazah korban pembunuhan itu, kata Kapolres, satu jenazah sudah teridentifikasi sebagai PO, warga Sukabumi, Jawa Barat, dan telah dijemput keluarganya pada Senin (3/4) malam.
Sementara itu, personel Polres Banjarnegara dibantu sukarelawan dan warga pada Selasa, kembali menyisir lokasi penguburan korban pembunuhan berencana yang dilakukan Mbah Slamet.
Dalam pencarian yang dilakukan hingga Selasa sore, petugas gabungan kembali menemukan dua jenazah diduga laki-laki dan perempuan yang dikubur dalam satu lubang.
Dua jenazah yang baru ditemukan tersebut selanjutnya dibawa ke RSUD Hj. Lasmanah Banjarnegara.
Sementara dalam unggahan di grup WhatsApp "Media Polda-Banyumas", Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi M. Iqbal Alqudusy menyebutkan total korban pembunuhan yang telah ditemukan sebanyak 12 orang.
"Total 12 jenazah," tulis Kombes Iqbal.
Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH alias Mbah Slamet itu terungkap berkat laporan GE yang merupakan anak salah seorang korban berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, pada 27 Maret 2023.
Laporan tersebut didasari atas pesan yang dikirimkan korban melalui WhatsApp kepada anaknya yang lain, yakni SL (adik dari GE) pada 24 Maret 2023 yang mengabarkan jika PO sedang di rumah Mbah Slamet.
Selain itu, PO juga berpesan jika sampai hari Minggu, 26 Maret 2023, dirinya tidak pulang, SL dan GE diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan didampingi aparat kepolisian.
Atas dasar laporan GE, petugas Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan jasad PO terkubur di jalan setapak yang menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, pada Sabtu, 1 April 2023.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, PO dibunuh oleh Mbah Slamet dengan cara diberi minuman yang telah dicampur potas (potassium sianida). Hal itu dilakukan karena Mbah Slamet kesal ditagih terus-menerus oleh korban.
Dalam hal ini, tersangka Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang sebesar Rp70 juta yang disetorkan PO menjadi Rp5 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Kesembilan jenazah yang telah menjalani autopsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan belum diketahui identitasnya itu diserahkan oleh Kanit III Satreskrim Polres Banjarnegara Iptu Imam Sanyoto kepada Pemerintah Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, untuk dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat.
"Jenazah tanpa identitas ini terdiri atas tiga orang perempuan dan enam orang laki-laki," kata Imam Sanyoto.
Setelah diserahkan kepada Pemdes Balun, kesembilan jenazah itu dimakamkan dalam tiga liang lahat yang telah disiapkan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar Polisi Hendri Yulianto mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka Mbah Slamet mengaku telah membunuh 10 orang sejak tahun 2020, namun yang bersangkutan lupa nama-nama korbannya.
"Ini sesuai dengan jumlah jenazah yang kami temukan (hingga 3 April)," katanya.
Dari 10 jenazah korban pembunuhan itu, kata Kapolres, satu jenazah sudah teridentifikasi sebagai PO, warga Sukabumi, Jawa Barat, dan telah dijemput keluarganya pada Senin (3/4) malam.
Sementara itu, personel Polres Banjarnegara dibantu sukarelawan dan warga pada Selasa, kembali menyisir lokasi penguburan korban pembunuhan berencana yang dilakukan Mbah Slamet.
Dalam pencarian yang dilakukan hingga Selasa sore, petugas gabungan kembali menemukan dua jenazah diduga laki-laki dan perempuan yang dikubur dalam satu lubang.
Dua jenazah yang baru ditemukan tersebut selanjutnya dibawa ke RSUD Hj. Lasmanah Banjarnegara.
Sementara dalam unggahan di grup WhatsApp "Media Polda-Banyumas", Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi M. Iqbal Alqudusy menyebutkan total korban pembunuhan yang telah ditemukan sebanyak 12 orang.
"Total 12 jenazah," tulis Kombes Iqbal.
Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH alias Mbah Slamet itu terungkap berkat laporan GE yang merupakan anak salah seorang korban berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, pada 27 Maret 2023.
Laporan tersebut didasari atas pesan yang dikirimkan korban melalui WhatsApp kepada anaknya yang lain, yakni SL (adik dari GE) pada 24 Maret 2023 yang mengabarkan jika PO sedang di rumah Mbah Slamet.
Selain itu, PO juga berpesan jika sampai hari Minggu, 26 Maret 2023, dirinya tidak pulang, SL dan GE diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan didampingi aparat kepolisian.
Atas dasar laporan GE, petugas Satreskrim Polres Banjarnegara segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan jasad PO terkubur di jalan setapak yang menuju hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, pada Sabtu, 1 April 2023.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, PO dibunuh oleh Mbah Slamet dengan cara diberi minuman yang telah dicampur potas (potassium sianida). Hal itu dilakukan karena Mbah Slamet kesal ditagih terus-menerus oleh korban.
Dalam hal ini, tersangka Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang sebesar Rp70 juta yang disetorkan PO menjadi Rp5 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023