PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Future Exchange (JFX) optimis menargetkan transaksi perdagangan timah di 2023 mencapai 40.000 ton karena semakin banyaknya jumlah kepesertaan yang bertransaksi.

"Melihat kondisi timah saat ini kita tetap optimis target transaksi mencapai 40.000 ton dan ini kita lihat dulu di capaian semester pertama," kata President Director JFX, stephanus Paulus Lumintang di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan, hingga pertengahan bulan keempat ini perdagangan pasar fisik timah di JFX sudah lebih dari 9.000 ton. Ini karena adanya kecenderungan animo peningkatan para peserta yang semakin hari semakin meningkat menjadi kepesertaan atau participant di JFX.

Tercatat saat ini jumlah kepesertaan yang melakukan perdagangan timah di JFX ada 31 participant dan hingga akhir tahun 2023 JFX menargetkan jumlah kepesertaan di JFX mencapai 50 participant.

Untuk harga timah batangan terakhir yang diperdagangkan oleh JFX ada di 25.475 USD per matriks. Diperkirakan harga akan cenderung naik seiring semakin meningkatnya permintaan pasar meski akan ada penurunan produksi.

"Kami optimis ini terus tumbuh baik dalam jumlah transaksi dan jumlah kepesertaan meski tahun ini diprediksikan ada penurunan produksi namun tetap berdampak positif," ujarnya.
 
Stephanus berharap harga timah akan terus naik karena jika semakin tinggi harga timah maka akan semakin makmur juga masyarakat, khususnya masyarakat Bangka Belitung. Untuk harga ini tergantung kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, karena apapun kebijakannya pasti harus dipikir secara global karena ini untuk kebutuhan bangsa.

"Timah ini barang industri yang sangat dibutuhkan dunia. problem utamanya adalah transportasi dan produksi yang berbahan baku timah. Jika harga semakin tinggi maka akan semakin makmur rakyatnya," tutup Stephanus. 

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023