Jakarta (Antara Babel) - Pihak Maskapai Batik Air membantah terjadi kebakaran saat pesawat registrasi jenis Boeing 737-800 NG dengan nomor penerbangan ID 7703 bertabrakan dengan pesawat Transnusa PK TNJ.
"Tidak terjadi kebakaran tapi sewaktu bersenggolan mengeluarkan percikan api," kata Direktur Utama Lion Group, induk usaha Batik Air, Edward Sirait dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Edward mengatakan petugas pemadam kebakaran langsung melakukan pemadaman ke sayap sebelah kiri pesawat.
Dia menjelaskan pilot pesawat Batik Air yang telah diizinkan untuk tinggal landas oleh menara pengawas (air traffic controller) berusaha menghindari tabrakan dan memberhentikan pesawat (aborted take off), namun senggolan tidak dapat dihindari.
Tabrakan terjadi ketika pesawat Transnusa sedang ditarik traktor untuk dipindahkan.
Berdasarkan informasi pilot, kata Edward, jaraknya hanya 200 meter dan awalnya tidak terlihat ada pesawat lain sedang ditarik.
"Begitu dia lihat, ada benda dan dia menghindar dan memberhentikan pesawat. Dia merasakan ada benturan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pilot diperintahkan untuk istirahat terlebih dahulu sampai nanti ada hasil dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Edward mengatakan kotak hitam pesawat Batik, baik itu "flight data recorder" maupun "cockpit voice recorder" telah dibawa untuk diinvestigasi oleh KNKT.
Pesawat Batik Air membawa 49 penumpang yang terdiri dari 48 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak beserta tujuh awak pesawat sewaktu akan tinggal landas pada Senin (4/4) malam pukul 19.55 WIB.
Pesawat tersebut mengalami kerusakan ujung sayap sebelah kiri dan menunggu hasil pemeriksaan serta perbaikan oleh pihak Boeing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Tidak terjadi kebakaran tapi sewaktu bersenggolan mengeluarkan percikan api," kata Direktur Utama Lion Group, induk usaha Batik Air, Edward Sirait dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Edward mengatakan petugas pemadam kebakaran langsung melakukan pemadaman ke sayap sebelah kiri pesawat.
Dia menjelaskan pilot pesawat Batik Air yang telah diizinkan untuk tinggal landas oleh menara pengawas (air traffic controller) berusaha menghindari tabrakan dan memberhentikan pesawat (aborted take off), namun senggolan tidak dapat dihindari.
Tabrakan terjadi ketika pesawat Transnusa sedang ditarik traktor untuk dipindahkan.
Berdasarkan informasi pilot, kata Edward, jaraknya hanya 200 meter dan awalnya tidak terlihat ada pesawat lain sedang ditarik.
"Begitu dia lihat, ada benda dan dia menghindar dan memberhentikan pesawat. Dia merasakan ada benturan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pilot diperintahkan untuk istirahat terlebih dahulu sampai nanti ada hasil dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Edward mengatakan kotak hitam pesawat Batik, baik itu "flight data recorder" maupun "cockpit voice recorder" telah dibawa untuk diinvestigasi oleh KNKT.
Pesawat Batik Air membawa 49 penumpang yang terdiri dari 48 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak beserta tujuh awak pesawat sewaktu akan tinggal landas pada Senin (4/4) malam pukul 19.55 WIB.
Pesawat tersebut mengalami kerusakan ujung sayap sebelah kiri dan menunggu hasil pemeriksaan serta perbaikan oleh pihak Boeing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016