Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu mendorong percepatan hilirisasi timah di Kepulauan Babel, guna meningkatkan penerimaan negara dan perekonomian masyarakat di Negeri Serumpun Sebalai itu.
"Saya sangat mendukung keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menghilirisasi timah di Babel," kata Suganda Pandapotan Pasaribu di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan hilirisasi timah ini tidak hanya negara dan daerah yang diuntungkan, tetapi juga Indonesia juga bisa menentukan harga timah timah, membuka lapangan kerja baru dan ekonomi masyarakat bisa meningkat berapa kali lipat dari sekarang ini.
"Kami sepakat teknologi juga harus dipikirkan, dengan begitu keuntungan juga akan lebih besar dibandingkan hanya mengekspor balok timah ke luar negeri," ujarnya.
Ia menyatakan meskipun Kepulauan Babel sebagai provinsi penghasil timah nomor dua terbesar dunia, namun ternyata indeks pembangunan Babel masih rendah dan angka stunting juga cukup tinggi dan masih harus ditekan.
"Stunting ini cukup tinggi karena banyak anaknya yang putus sekolah, mereka merasa bisa mencari uang dengan menambang timah sehingga menikah di usia anak, hal ini berdampak pada stunting." katanya.
Ia berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan strategis yaitu menetapkan timah sebagai mineral strategis yang bisa menyumbangkan keuntungan bagi negara dan menyejahterakan masyarakat Babel.
"Penetapan timah sebagai mineral strategis merupakan upaya untuk memperkuat kendali negara atau pemerintah dalam pengelolaannya, guna kepentingan nasional dan daerah yang lebih luas di masa akan datang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Saya sangat mendukung keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menghilirisasi timah di Babel," kata Suganda Pandapotan Pasaribu di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan hilirisasi timah ini tidak hanya negara dan daerah yang diuntungkan, tetapi juga Indonesia juga bisa menentukan harga timah timah, membuka lapangan kerja baru dan ekonomi masyarakat bisa meningkat berapa kali lipat dari sekarang ini.
"Kami sepakat teknologi juga harus dipikirkan, dengan begitu keuntungan juga akan lebih besar dibandingkan hanya mengekspor balok timah ke luar negeri," ujarnya.
Ia menyatakan meskipun Kepulauan Babel sebagai provinsi penghasil timah nomor dua terbesar dunia, namun ternyata indeks pembangunan Babel masih rendah dan angka stunting juga cukup tinggi dan masih harus ditekan.
"Stunting ini cukup tinggi karena banyak anaknya yang putus sekolah, mereka merasa bisa mencari uang dengan menambang timah sehingga menikah di usia anak, hal ini berdampak pada stunting." katanya.
Ia berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan strategis yaitu menetapkan timah sebagai mineral strategis yang bisa menyumbangkan keuntungan bagi negara dan menyejahterakan masyarakat Babel.
"Penetapan timah sebagai mineral strategis merupakan upaya untuk memperkuat kendali negara atau pemerintah dalam pengelolaannya, guna kepentingan nasional dan daerah yang lebih luas di masa akan datang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023