Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan kesiapsiagaan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana sekaligus menekan jumlah korban dan warga terdampak.
"Kabupaten Bangka Barat berada di wilayah kepulauan yang memiliki risiko tinggi terjadinya bencana alam, untuk itu dibutuhkan kesiapsiagaan untuk meminimalkan kejadian bencana dan jumlah korban, baik korban jiwa maupun harta benda," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Rabu.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa bencana, mulai dari mengaktifkan pos jaga, memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat, serta pembentukan tim relawan.
"Kita juga telah melakukan kerja sama lintas sektor dan instansi terkait untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi dalam penanggulangan dan penanganan korban," katanya.
BPBD mencatat, mulai Januari hingga Juni 2023 di seluruh wilayah Kabupaten Bangka Barat telah terjadi 30 kali peristiwa bencana dengan jumlah warga terdampak sebanyak 950 orang dan enam orang meninggal dunia.
Peristiwa bencana tersebut didominasi bencana alam, antara lain banjir air pasang delapan kejadian, angin puting beliung dan angin kencang delapan kejadian, kebakaran rumah lima kejadian, orang hilang enam kejadian dan bencana lainnya.
Ia mengatakan, penyebab bencana sebagian besar dipicu kerusakan alam yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ditambah cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi dan efek peningkatan suhu yang menyebabkan kebakaran.
Berbagai kejadian yang lazim ditemukan di Bangka Barat, menurut dia, bisa dilakukan antisipasi agar tidak menimbulkan banyak korban, yaitu dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait upaya pencegahan bersama-sama.
"Untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana ini kami terus melakukan edukasi dan sosialisasi secara berkelanjutan ke masyarakat sekaligus membentuk tim relawan dan kerja sama lintas sektor," katanya.
Untuk pencegahan pihaknya juga memberikan berbagai informasi prakiraan cuaca yang diterbitkan BMKG, terutama pada saat cuaca sedang buruk.
"Ada juga peringatan dini dari BMKG yang langsung kita sampaikan kepada tim relawan dan petugas lapangan agar bisa berjaga-jaga dan pemantauan berkala," katanya.
Pihaknya juga secara periodik melakukan rapat koordinasi darurat siaga, pembentukan posko tanggap darurat pada saat kejadian untuk memudahkan penanganan korban pascabencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kabupaten Bangka Barat berada di wilayah kepulauan yang memiliki risiko tinggi terjadinya bencana alam, untuk itu dibutuhkan kesiapsiagaan untuk meminimalkan kejadian bencana dan jumlah korban, baik korban jiwa maupun harta benda," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Rabu.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa bencana, mulai dari mengaktifkan pos jaga, memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat, serta pembentukan tim relawan.
"Kita juga telah melakukan kerja sama lintas sektor dan instansi terkait untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi dalam penanggulangan dan penanganan korban," katanya.
BPBD mencatat, mulai Januari hingga Juni 2023 di seluruh wilayah Kabupaten Bangka Barat telah terjadi 30 kali peristiwa bencana dengan jumlah warga terdampak sebanyak 950 orang dan enam orang meninggal dunia.
Peristiwa bencana tersebut didominasi bencana alam, antara lain banjir air pasang delapan kejadian, angin puting beliung dan angin kencang delapan kejadian, kebakaran rumah lima kejadian, orang hilang enam kejadian dan bencana lainnya.
Ia mengatakan, penyebab bencana sebagian besar dipicu kerusakan alam yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ditambah cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi dan efek peningkatan suhu yang menyebabkan kebakaran.
Berbagai kejadian yang lazim ditemukan di Bangka Barat, menurut dia, bisa dilakukan antisipasi agar tidak menimbulkan banyak korban, yaitu dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait upaya pencegahan bersama-sama.
"Untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana ini kami terus melakukan edukasi dan sosialisasi secara berkelanjutan ke masyarakat sekaligus membentuk tim relawan dan kerja sama lintas sektor," katanya.
Untuk pencegahan pihaknya juga memberikan berbagai informasi prakiraan cuaca yang diterbitkan BMKG, terutama pada saat cuaca sedang buruk.
"Ada juga peringatan dini dari BMKG yang langsung kita sampaikan kepada tim relawan dan petugas lapangan agar bisa berjaga-jaga dan pemantauan berkala," katanya.
Pihaknya juga secara periodik melakukan rapat koordinasi darurat siaga, pembentukan posko tanggap darurat pada saat kejadian untuk memudahkan penanganan korban pascabencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023