Pangkalpinang, (ANTARA Babel) - PT Timah (Persero) Tbk menyatakan salah satu alasannya "go international" atau mendunia dengan melebarkan sayap eksplorasi ke Myanmar adalah karena cadangan timah di Bangka Belitung hampir habis.

"Berdasarkan peta 'tin belt', cadangan timah kita memang larinya ke Myanmar. Oleh sebab itu, kami melakukan eksplorasi ke sana," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Agung Nugroho di Pangkalpinang, Jumat.

Agung menambahkan, eksplorasi ke Myanmar dengan investasi sejumlah 18 juta dolar AS tersebut, merupakan titik awal PT Timah untuk "go international".

"Sesuai arahan Kementerian BUMN, BUMN sekarang harus 'go international", sehingga kami mulai dengan Myanmar," kata dia.

Agung menyebutkan, PT Timah berencana melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum melakukan eksplorasi di Myanmar.

"Dari lahan seluas 10 ribu hektare (ha) yang kami dapatkan di sana, tidak semua kami eksplorasi, ini adalah proyek 'multiyears' (tahun jamak), jadi harus dipelajari dulu baru membangun smelter di sana," kata dia.

Agung juga mengatakan, penambangan yang akan dilakukan di Myanmar lebih fokus ke penambangan darat, alih-alih penambangan laut.

Sementara itu, sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mendukung upaya PT Timah Tbk untuk membeli tambang timah di Myanmar dengan luas 10.000 hektare (ha).

Menteri mengatakan selama ini cadangan alam timah di Bangka Belitung "dijarah" pihak asing serta adanya penambangan timah yang dilakukan secara ilegal, sehingga merugikan PT Timah.

Oleh sebab itu, Dahlan mengatakan transaksi pembelian tambang timah di Myanmar dapat direalisasikan tahun ini, sehingga tahun depan pengerjaan tambang tersebut sudah bisa dilakukan.

Kegiatan eksplorasi tambang timah di Myanmar direncanakan dilakukan selama tiga tahun.

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012