Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo telah menerima kunjungan sejumlah pengurus pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) di Istana Merdeka, Jakarta yang membahas isu reformasi kebangsaan, antara lain mengenai jargon politisi Indonesia.
"Untuk menggeser dari jargon politisi, predikat politis menjadi negarawan. Agar musuh kita nanti jelas, bukan antar kelompok kita sendiri," kata Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo ditemui di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis.
Menurut Ganjar, hal itu dilakukan agar bangsa Indonesia dapat mengubah kompetisi bukan lagi kepada sesama warga negara namun kepada negara lain yang sudah maju.
Ganjar menjelaskan hal kedua yang dibahas yaitu perlunya membangun pencitraan potensi asli bangsa yang lebih baik.
"Beliau berharap agar masing-masing daerah, kebetulan saya ketua umum Kagama dan sebagai kepala daerah, ada 'focusing' terhadap potensi yang ada di daerah," kata Ganjar yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Kemudian Presiden Jokowi dan Kagama juga membahas keterlibatan perguruan tinggi untuk memikirkan strategi nasional jangka panjang dalam bidang ekonomi, politik, sosial, hukum dan budaya.
Presiden, jelas Ganjar, juga mengatakan agar Kagama mengajak sejumlah perguruan tinggi negeri lainnya dalam membahas persoalan kebangsaan yang terjadi.
Selain itu, Kagama juga akan melakukan pengawasan dan memberika solusi bagi sejumlah persoalan seperti deregulasi ekonomi yang telah diluncurkan oleh pemerintah.
Ganjar meminta seluruh alumni Universitas Gadjah Mada untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa agar perkembangan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan di pelosok daerah sehingga perekonomian terdongkrak.
"Tolong bantu seoptimal mungkin agar infrastruktur di sana berkembang, agar 'gap' antar daerah tidak terlalu tinggi, termasuk menyediakan SDM," jelas Ganjar.
Dalam pertemuannya dengan Jokowi, pengurus Kagama juga telah menyerahkan buku berjudul "Dari Bulak Sumur untuk Indonesia" yang berisi mengenai kumpulan pemikiran bidang ekonomi, politik, hukum, hingga permasalahan sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Untuk menggeser dari jargon politisi, predikat politis menjadi negarawan. Agar musuh kita nanti jelas, bukan antar kelompok kita sendiri," kata Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo ditemui di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis.
Menurut Ganjar, hal itu dilakukan agar bangsa Indonesia dapat mengubah kompetisi bukan lagi kepada sesama warga negara namun kepada negara lain yang sudah maju.
Ganjar menjelaskan hal kedua yang dibahas yaitu perlunya membangun pencitraan potensi asli bangsa yang lebih baik.
"Beliau berharap agar masing-masing daerah, kebetulan saya ketua umum Kagama dan sebagai kepala daerah, ada 'focusing' terhadap potensi yang ada di daerah," kata Ganjar yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Kemudian Presiden Jokowi dan Kagama juga membahas keterlibatan perguruan tinggi untuk memikirkan strategi nasional jangka panjang dalam bidang ekonomi, politik, sosial, hukum dan budaya.
Presiden, jelas Ganjar, juga mengatakan agar Kagama mengajak sejumlah perguruan tinggi negeri lainnya dalam membahas persoalan kebangsaan yang terjadi.
Selain itu, Kagama juga akan melakukan pengawasan dan memberika solusi bagi sejumlah persoalan seperti deregulasi ekonomi yang telah diluncurkan oleh pemerintah.
Ganjar meminta seluruh alumni Universitas Gadjah Mada untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa agar perkembangan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan di pelosok daerah sehingga perekonomian terdongkrak.
"Tolong bantu seoptimal mungkin agar infrastruktur di sana berkembang, agar 'gap' antar daerah tidak terlalu tinggi, termasuk menyediakan SDM," jelas Ganjar.
Dalam pertemuannya dengan Jokowi, pengurus Kagama juga telah menyerahkan buku berjudul "Dari Bulak Sumur untuk Indonesia" yang berisi mengenai kumpulan pemikiran bidang ekonomi, politik, hukum, hingga permasalahan sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016