Densus 88 Antiteror Polri menyatakan 150.000 warga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berpotensi terpapar radikalisme dan terorisme sehingga diperlukan edukasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
"Kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat lebih ditingkatkan agar mereka tidak terpapar radikalisme dan terorisme," kata Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Polri AKBP Maslikan saat membuka dialog kebangsaan di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan kegiatan dialog kebangsaan ini bertema ancaman radikal terorisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini yang melatarbelakangi dan upaya antisipasi bersama PT Timah Tbk sebagai langkah memperkuat pemahaman masyarakat khususnya insan timah untuk ikut menangkal radikalisme dan terorisme di daerah ini.
"Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebanyak 150.000 jiwa atau 9,99 persen dari 1,5 juta jumlah penduduk Kepulauan Babel berpotensi radikal dan terorisme," juarnya.
Sementara itu, katanya, saat ini Indonesia sudah mencapai 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berpotensi terpapar radikalisme dan terorisme.
Baca juga: PT Timah - Densus 88 waspadai ancaman "Proxy War" sektor tambang
"Data ini berdasarkan survei yang dikeluarkan BNPT dan kami tidak mungkin membuka data intelijen terkait potensi paham berbahaya yang akan memecah belah persatuan bangsa ini," katanya.
Menurut dia, melalui dialog kebangsaan bersama insan timah akan membahas potensi dan ancaman radikalisme dan terorisme. Bagaimana mencari solusi yang akan diambil untuk mencegah paham ini.
"Sejauh ini, kami menganggap radikalisme dan terorisme di Babel masih relatif aman, namun demikian harus dilakukan langkah-langkah antisipasi melalui dialog, diskusi, dan penguatan masyarakat khususnya BUMN," katanya.
Dirut PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal menyampaikan bahwa keluarga besar PT Timah Tbk mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Densus 88 Antiteror Polri ini.
"Hal ini penting sebagai bagian dari pembinaan kesadaran terhadap bela negara, mengingat pembinaan kesadaran bela negara adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat lebih ditingkatkan agar mereka tidak terpapar radikalisme dan terorisme," kata Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Polri AKBP Maslikan saat membuka dialog kebangsaan di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan kegiatan dialog kebangsaan ini bertema ancaman radikal terorisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini yang melatarbelakangi dan upaya antisipasi bersama PT Timah Tbk sebagai langkah memperkuat pemahaman masyarakat khususnya insan timah untuk ikut menangkal radikalisme dan terorisme di daerah ini.
"Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebanyak 150.000 jiwa atau 9,99 persen dari 1,5 juta jumlah penduduk Kepulauan Babel berpotensi radikal dan terorisme," juarnya.
Sementara itu, katanya, saat ini Indonesia sudah mencapai 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berpotensi terpapar radikalisme dan terorisme.
Baca juga: PT Timah - Densus 88 waspadai ancaman "Proxy War" sektor tambang
"Data ini berdasarkan survei yang dikeluarkan BNPT dan kami tidak mungkin membuka data intelijen terkait potensi paham berbahaya yang akan memecah belah persatuan bangsa ini," katanya.
Menurut dia, melalui dialog kebangsaan bersama insan timah akan membahas potensi dan ancaman radikalisme dan terorisme. Bagaimana mencari solusi yang akan diambil untuk mencegah paham ini.
"Sejauh ini, kami menganggap radikalisme dan terorisme di Babel masih relatif aman, namun demikian harus dilakukan langkah-langkah antisipasi melalui dialog, diskusi, dan penguatan masyarakat khususnya BUMN," katanya.
Dirut PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal menyampaikan bahwa keluarga besar PT Timah Tbk mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Densus 88 Antiteror Polri ini.
"Hal ini penting sebagai bagian dari pembinaan kesadaran terhadap bela negara, mengingat pembinaan kesadaran bela negara adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023