Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengantisipasi praktik spekulan yang menaikkan harga beras di luar harga eceran tertinggi (HET).

"Kita terus awasi pendistribusian dan penjualan beras di pasar bersama tim TPID, jangan sampai harganya dimainkan para spekulan," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Minggu.

Pemkab Bangka Tengah juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk terus melakukan pengawasan atas penyaluran dan penjualan beras di daerah.

Bupati meminta diberikan sanksi jika ditemukan praktik permainan harga beras karena sangat menyulitkan warga dan dapat memicu tingginya inflasi daerah.

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan tim pangan dan TPID untuk memantau, mengecek dan melaporkan setiap pergerakan harga beras di pasar," ujarnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kejari dan Polres Bangka Tengah untuk menyikapinya, jika ditemukan distributor "nakal" yang memainkan harga beras.

"Kita tidak main-main, ini terkait dengan urusan pangan masyarakat. Jika ditemukan ada praktik permainan harga, tentu ada tindakan yang dilakukan," katanya.

Pemkab Bangka Tengah dalam beberapa minggu ini sudah menggelar operasi pasar beras bersubsidi, sebagai bentuk intervensi pemerintah atas kenaikkan harga beras.

Harga beras dalam beberapa minggu terakhir terus merangkak naik dengan rata-rata kenaikan mencapai Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

"Upaya yang kita lakukan yaitu melakukan intervensi pasar dengan menjual paket sembako murah yang berisikan beras, minyak goreng dan gula pasir," kata bupati.

Harga satu paket sembilan bahan pokok tersebut Rp105.000 per paket, sementara harga di pasar mencapai Rp207.000 per paket.

"Pemerintah melakukan subsidi paket sembako sebanyak setengah harga, untuk meringankan beban pengeluaran rutin masyarakat kurang mampu," ujar Algafry.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023