Pangkalpinang (Antara Babel) - Kota Tanjungpandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Mei 2016 tercatat mengalami inflasi tertinggi di Sumatera yaitu 1,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 128,44.

Sementara inflasi terendah di Bandar Lampung 0,06 persen dengan IHK 123,34, sedangkan deflasi tertinggi di Bungo 0,91 persen dengan IHK 120,13 dan terendah di Metro 0,02 persen dengan IHK 130,75.

"Inflasi Tanjungpandan terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pengeluaran pada empat kelompok pengeluaran,"  kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Jumat.

Empat kelompok pengeluaran tersebut yaitu kelompok bahan makanan naik yang sebesar 2,23 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,21 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 3,89 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok sandang sebesar 0,27 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04 persen.

"Hanya kelompok kesehatan yang tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil," ujarnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu daging ayam ras, angkutan udara, ikan kerisi, sayur kangkung, ikan bulat, kopi manis, rokok kretek filter, kentang, bawang putih dan semangka.

Sedangkan yang komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu ikan tongkol, cabai merah, timun, cabai rawit, udang basah, cumi-cumi, kepiting, telur ayam ras, wortel dan emas perhiasan.

Ia mengatakan, pada Mei 2016 kota pantauan IHK tercatat 67 mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06, terendah di Palangkaraya 0,02 persen dengan IHK 120,37.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016