Salah satu anggota senior Hamas pada Senin membantah sejumlah laporan media yang menyebutkan kelompok perlawanan Palestina itu telah menyepakati pertukaran tahanan dengan Israel.

“Laporan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan tidak benar,” ungkap anggota senior Hamas Izzat al-Rishq melalui pernyataan singkat.

Surat kabar Israel juga menepis laporan serupa.

“Belum ada apa apa,” demikian menurut surat kabar The Jerusalem Post yang mengutip pejabat senior Israel.

Sebelumnya pada Minggu Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan bahwa kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas “sebentar lagi.”

Hamas diyakini menahan sedikitnya 239 orang Israel menyusul serangan lintas batas pada 7 Oktober. Kelompok tersebut mengaku siap untuk melepaskan para tahanan dengan imbalan pembebasan ribuan warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Baca juga: Indonesia kutuk serangan Israel terhadap RS Indonesia di Gaza

Baca juga: Kemlu hilang kontak dengan 3 relawan WNI di RS Indonesia

Baca juga: Kemenkes Gaza: 12 tewas dalam serangan Israel di RS Indonesia

Paling sedikit 13.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 9.000 perempuan dan anak-anak, terbunuh dan 30.000 lebih lainnya terluka akibat serangan udara dan darat Israel sejak 7 Oktober, menurut data terkini.

Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik serta air ke Gaza sekaligus mengurangi pasokan bantuan.

Sementara itu, korban tewas di pihak Israel berjumlah sekitar 1.200 orang, menurut data resmi.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Tiga wartawan terbunuh akibat serangan Israel akhir pekan lalu

Baca juga: Presiden Jokowi: Biden tak tanggapi desakan untuk gencatan senjata di Gaza

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023