Jakarta (Antara Babel) - Kapsul Waktu FCTC yang merupakan simbol komitmen 20 Pembaharu Muda dari 17 kota di Indonesia untuk mendukung Indonesia mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) disambut pegiat pengendalian tembakau di Makassar dengan mendidik para pelajar.

"Hal ini didasarkan hasil pemantauan Lentera Anak, Yayasan Pengembangan Media Anak dan Smoke Free Agent pada 2015 bahwa Makassar menjadi kota paling tinggi di Indonesia yang sekolah-sekolahnya terpapar iklan rokok," kata Pembaharu Muda Makassar Uswatun Hasanah Purnama Sari melalui siaran pers dari Lentera Anak diterima di Jakarta, Minggu.

Kapsul Waktu FCTC tiba di Makassar setelah diserahterimakan dari Pembaharu Muda Medan Chesa Syaqira kepada Pembaharu Muda Makassar Uswatun Hasanah Purnama Sari. Uswatun merupakan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Uswatun dan kawan-kawannya melakukan kegiatan untuk mendidik para pelajar di Makassar tentang bahaya rokok dan menyadarkan mereka tentang siasat industri rokok yang membidik anak-anak muda sebagai sasaran pemasaran produk rokok.

"Kami fokus pada agenda mendidik pelajar di Makassar tentang strategi industri rokok yang menyasar anak sekolah untuk menjadi perokok sejak dini," tutur Uswatun yang juga pegiat Aliansi Remaja Independen (ARI) Makassar itu.

Uswatun mengatakan iklan rokok yang marak di sekitar sekolah akan berpengaruh terhadap persepsi dan perilaku pelajar. Mengutip data Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), iklan rokok mampu merangsang pelajar dengan kesan positif dan percaya diri terhadap rokok.

"Secara bawah sadar, pelajar yang mendapatkan paparan iklan rokok terus menerus mendapat rangsangan untuk terus merokok,"ujarnya.

Menurut Uswatun, safari pendidikan tentang bahaya rokok di sekolah-sekolah di Makassar, seperti SD Inpres Kampus Unhas, SD Inpres Kampus Unhas 1, dan SMP Negeri 30  Makassar, disambut pihak sekolah dengan antusias baik oleh guru maupun siswa.

"Pelajar antusias bertanya tentang bahaya rokok dan paparan iklan rokok yang terus menerus," katanya.

Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016