Manokwari (Antara Babel) - Sejumlah rumah warga di Distrik/Kecamatan Waisay Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat tergenangi banjir akibat luapan air dari sungai di daerah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Raja Ampat Burhanuddin yang dihubungi dari Manokwari, Senin, mengatakan peristiwa ini menimpa warga yang berada di kompleks Perumahan 100 Waisay.
"Banjir terjadi sekitar pukul 12 malam tadi. Hujan sangat deras dari Minggu sore kemarin sehingga sungai meluap," kata dia.
Dia menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Meskipun demikian, ia belum mengetahui dampak buruk yang terjadi akibat banjir tersebut.
"Aktivitas warga saat ini sudah kembali normal. Ketinggian air tidak sampai satu lutut, saat ini petugas kami sedang berada di lapangan untuk melakukan pendataan," katanya lagi.
Selain banjir, ujarnya menambahkan, hujan deras yang mengguyur Raja Ampat semalam memicu kejadian longsor di Kompleks Perumahan 300 Waisay. Pendataan akan dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan akibat bencana tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Provinsi Papua Barat, Bram Goramgaman mengatakan, pembangunan raja Ampat harus taat terhadap rencana rata ruang dan wilayah (RTRW). Ia ingin Raja Ampat dibangun dengan mempertimbangkan yang matang atas kondisi alam dan potensi bencana di daerah tersebut.
Dia mengutarakan, hujan di sebagian besar wilayah Indonsesia pada beberapa bulan belakangan ini cukup tinggi, termasuk di wilayah Raja Ampat yang dikenal sebagai daerah pariwisata bahari ini.
"Perlu penataan lingkungan yang baik sebagai langkah antisipasi. Jika tidak, Raja Ampat akan sama dengan daerah lain yang terus-terusan mengalami bencana," kata dia lagi.
Selain itu, ujarnya, pemerintah daerah Raja Ampat harus fokus dalam menjaga lingkungan dengan mempertimbangkan kelangsungan ekologi, ekonomi dan ekosistem. Hal ini penting untuk mengurangi kerentanan alam.
Pada sisi lain, hal ini merupakan langkah tetap untuk mendukung program pengembangan pariwisata di daerah ini.
"Sektor yang paling menjanjikan di daerah itu adalah pariwisata dan perikanan. Pertanian dan perkebunan tidak cocok karena struktur lahan di Raja Ampat rata-rata bukit bebatuan," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Raja Ampat Burhanuddin yang dihubungi dari Manokwari, Senin, mengatakan peristiwa ini menimpa warga yang berada di kompleks Perumahan 100 Waisay.
"Banjir terjadi sekitar pukul 12 malam tadi. Hujan sangat deras dari Minggu sore kemarin sehingga sungai meluap," kata dia.
Dia menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Meskipun demikian, ia belum mengetahui dampak buruk yang terjadi akibat banjir tersebut.
"Aktivitas warga saat ini sudah kembali normal. Ketinggian air tidak sampai satu lutut, saat ini petugas kami sedang berada di lapangan untuk melakukan pendataan," katanya lagi.
Selain banjir, ujarnya menambahkan, hujan deras yang mengguyur Raja Ampat semalam memicu kejadian longsor di Kompleks Perumahan 300 Waisay. Pendataan akan dilakukan untuk mengetahui jumlah kerusakan akibat bencana tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Provinsi Papua Barat, Bram Goramgaman mengatakan, pembangunan raja Ampat harus taat terhadap rencana rata ruang dan wilayah (RTRW). Ia ingin Raja Ampat dibangun dengan mempertimbangkan yang matang atas kondisi alam dan potensi bencana di daerah tersebut.
Dia mengutarakan, hujan di sebagian besar wilayah Indonsesia pada beberapa bulan belakangan ini cukup tinggi, termasuk di wilayah Raja Ampat yang dikenal sebagai daerah pariwisata bahari ini.
"Perlu penataan lingkungan yang baik sebagai langkah antisipasi. Jika tidak, Raja Ampat akan sama dengan daerah lain yang terus-terusan mengalami bencana," kata dia lagi.
Selain itu, ujarnya, pemerintah daerah Raja Ampat harus fokus dalam menjaga lingkungan dengan mempertimbangkan kelangsungan ekologi, ekonomi dan ekosistem. Hal ini penting untuk mengurangi kerentanan alam.
Pada sisi lain, hal ini merupakan langkah tetap untuk mendukung program pengembangan pariwisata di daerah ini.
"Sektor yang paling menjanjikan di daerah itu adalah pariwisata dan perikanan. Pertanian dan perkebunan tidak cocok karena struktur lahan di Raja Ampat rata-rata bukit bebatuan," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016