Jakarta (Antara Babel) - Dalam pidato pembukaan pada Sesi IOC (International Olympic Commitee), Selasa (Rabu dinihari WIB), Presiden IOC Thomas Bach meminta Rusia menjaga komitmennya merestrukturisasi secara komprehensif dan lengkap sistem anti-doping negara itu.

Pernyataan presiden Komite Internasional Olimpiade itu disampaikan menyusul mencuatnya kasus doping atlet Rusia, namun ia menolak desakan untuk pelarangan penuh semua atlet Rusia berlaga di Olimpide Rio 2016.

"Larangan Komite Olimpiade Rusia ini telah disebut beberapa orang sebagai 'opsi nuklir' dan para atlet tidak bersalah harus dianggap sebagai dampak/korban kerusakan (collateral damage)," kata Bach dalam pernyataan yang dipublikasikan di laman resmi IOC.

"Terlepas bahwa perbandingan seperti itu sebenarnya di luar proporsi apa pun ketika merujuk ke aturan olahraga, mari kita sejenak mempertimbangkan konsekuensi dari 'opsi nuklir'. Hasilnya adalah kematian dan kehancuran. Itu bukan maksud dari Gerakan Olimpiade."

Gerakan Olimpiade, kata Bach, dimaksudkan untuk hidup dan konstruksi masa depan lebih baik. "Misi untuk masa depan lebih baik dan melalui olahraga adalah apa yang diperlukan untuk membimbing kita. Visi ini termasuk sebuah sistem anti-doping di seluruh dunia yang lebih kuat dan efisien."

Menanggapi laporan yang mengutip bukti doping di Rusia, Dewan Eksekutif IOC pada 24 Juli sepakat untuk menetapkan kriteria penyaringan yang ketat untuk atlet Rusia yang akan berkompetisi di Olimpide Rio 2016.

Kebijakan tersebut menghilangkan praduga tidak bersalah dan mengharuskan atlet Rusia untuk membuktikan bahwa mereka tidak melanggar anti-doping. 

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016