Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan menjadi orang tua asuh bagi para anak yang mengalami stunting atau tengkes di daerah itu.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Pemkab Belitung, Bakrie Hauriansyah di Tanjung Pandan, Rabu mengatakan program ASN menjadi orang tua asuh stunting ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka prevalansi stunting di daerah itu.
"Nama programnya adalah Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS)," katanya.
Menurut dia, angka prevalansi stunting di Belitung pada tahun 2023 adalah sebesar 20,8 persen (SKI) dan 6,76 persen (EPPBGM).
Ia mengatakan, target desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Belitung pada 2024 sebanyak 9 desa.
Ia menjelaskan, orang tua asuh anak stunting tersebut bisa berasal dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun Kepala Bidang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung.
Program orang tua asuh anak stunting ini sempat berjalan di tingkat jajaran Forkopimda Belitung beberapa waktu lalu.
"Berikutnya kami diminta ini untuk membahas ini lebih luas lagi dan lebih banyak lagi agar sasaran-sasaran yang diprogramkan dalam penanganan stunting ini bisa lebih terpenuhi," ujarnya.
Bakrie menambahkan, pihaknya membutuhkan 17 orang tua asuh anak stunting yang berasal dari kalangan ASN guna melaksanakan program BAAS.
"Tapi tadi kami sudah mengimbau jangan sampai hanya 17 orang tua asuh saja dan kalau bisa ada puluhan orang tua asuh anak stunting," katanya.
Menurutnya, para orang tua asuh anak stunting tadi diminta menyumbangkan Rp100 ribu setiap bulannya guna membeli keperluan makanan tambahan guna menangani stunting bagi masing-masing anak asuhnya.
"Tadi saya sudah minta kepala DPPKBPMD Belitung dan tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting agar segera melakukan inventarisasi atau pendataan ke perangkat-perangkat daerah yang mereka di dalam surat keterangan ada jabatan atau nama-namanya," ujar Bakrie.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Pemkab Belitung, Bakrie Hauriansyah di Tanjung Pandan, Rabu mengatakan program ASN menjadi orang tua asuh stunting ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka prevalansi stunting di daerah itu.
"Nama programnya adalah Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS)," katanya.
Menurut dia, angka prevalansi stunting di Belitung pada tahun 2023 adalah sebesar 20,8 persen (SKI) dan 6,76 persen (EPPBGM).
Ia mengatakan, target desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Belitung pada 2024 sebanyak 9 desa.
Ia menjelaskan, orang tua asuh anak stunting tersebut bisa berasal dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun Kepala Bidang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung.
Program orang tua asuh anak stunting ini sempat berjalan di tingkat jajaran Forkopimda Belitung beberapa waktu lalu.
"Berikutnya kami diminta ini untuk membahas ini lebih luas lagi dan lebih banyak lagi agar sasaran-sasaran yang diprogramkan dalam penanganan stunting ini bisa lebih terpenuhi," ujarnya.
Bakrie menambahkan, pihaknya membutuhkan 17 orang tua asuh anak stunting yang berasal dari kalangan ASN guna melaksanakan program BAAS.
"Tapi tadi kami sudah mengimbau jangan sampai hanya 17 orang tua asuh saja dan kalau bisa ada puluhan orang tua asuh anak stunting," katanya.
Menurutnya, para orang tua asuh anak stunting tadi diminta menyumbangkan Rp100 ribu setiap bulannya guna membeli keperluan makanan tambahan guna menangani stunting bagi masing-masing anak asuhnya.
"Tadi saya sudah minta kepala DPPKBPMD Belitung dan tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting agar segera melakukan inventarisasi atau pendataan ke perangkat-perangkat daerah yang mereka di dalam surat keterangan ada jabatan atau nama-namanya," ujar Bakrie.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024