Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpendapat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak sedang berpolitik menyangkut perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

"Saya tidak berpikir begitu. Ia mencoba menyelesaikan masalah serius yang dihadapinya," kata Biden, Selasa (4/6), ketika ditanya apakah Netanyahu bermain politik dengan perang.

Pernyataan itu disampaikan Biden beberapa jam setelah rilis wawancara yang dilakukannya dengan majalah Time pada 28 Mei.

Biden saat wawancara itu ditanya apakah ia menganggap beberapa dugaan di Israel, bahwa Netanyahu memperpanjang perang untuk mempertahankan diri secara politik, sebagai sangkaan yang bisa diterima.

"Saya tidak akan mengomentari itu. Ada banyak alasan bagi orang-orang untuk menarik kesimpulan semacam itu," ujar Biden.

Dia mengatakan bahkan sebelum perang dimulai, Netanyahu telah menghadapi tantangan politik di dalam negeri.

"Jadi ini adalah perdebatan internal dalam negeri (Israel) yang tampaknya tidak ada hubungannya (dengan perang di Gaza). Dan apakah ia akan mengubah posisinya atau tidak, sulit untuk dikatakan, tetapi itu tidak membantu," kata Biden.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilancarkan kelompok pejuang Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 36.500 warga Palestina tewas di Gaza dan hampir 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama hampir delapan bulan perang, sebagian besar Gaza hancur. Sementara itu, penduduk sementara wa menghadapi krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya telah memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang di Gaza.


Sumber: Anadolu

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024