Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Trimartani, Sp.THTBKL menjelaskan apa itu bibir sumbing dan lelangit serta cara mengobatinya dengan tindakan operasi.
“Kelainan bibir dan langit-langit atau bibir sumbing dan celah lelangit adalah kelainan akibat jaringan bibir atau langit-langit mulut yang tidak menyatu sempurna,” kata Trimartani dalam gelaran wicara daring di Jakarta, Rabu.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menyebut ada sejumlah risiko kesehatan yang dapat terjadi pada pasien bibir sumbing dan lelangit jika tidak segera diobati.

Mulai dari gangguan struktur bibir dan lelangit, gangguan pernapasan, gangguan bicara, gangguan menelan hingga gangguan pendengaran.

Oleh sebab itu, Trimartani menyarankan pasien bibir sumbing dan lelangit agar segera diobati dengan operasi, salah satunya dengan morfo fungsional surgical reconstruction.

Hal ini dilakukan untuk mengembalikan struktur asli bibir dan lelangit, serta mengatasi gangguan kesehatan yang dapat dialami pasien.

“Di THT, kami melakukan morfo fungsional surgical reconstraction (operasi bentuk dan fungsi) untuk memperbaiki pernapasan, proses bicara, proses menelan, dan proses mendengar pada pasien,” kata Trimartani.

“Kapan waktu dioperasi? Maunya saat masa toodller agar perkembangannya bagus, kalau bisa sedini mungkin sekitar usia 9-18 bulan jika sudah memenuhi syarat kesehatan," ujarnya.

Meski demikian, pasien dewasa dengan bibir sumbing dan lelangit juga sangat mungkin untuk melakukan operasi tersebut. Namun, kesengauan saat bicara pada pasien dewasa akan lebih sulit dihilangkan karena kebiasaan bicara yang sudah lama dilakukan.

“Kalau angka penghilangan kesengauan (bunyi nasal) memang berkurang, kalau anak-anak 80 persen bisa hilang kesengauannya, pada orang dewasa akan lebih turun sekitar 60-70 persen,” kata Trimartani.

Jika bibir sumbing memengaruhi bentuk hidung, dokter juga akan melakukan operasi untuk memperbaiki bentuk hidung pasien atau rhinoplasty. Untuk operasi bibir sumbing dan lelangit pada bayi dan anak-anak, biasanya dokter THT akan melakukan rhinoplasty primer.

Berbeda dengan prosedur bedah hidung untuk dewasa, rhinoplasty primer untuk bayi dan anak-anak hanya dilakukan dengan memperbaiki bagian bibir dan celah lelangit ke bentuk seharusnya.

Hal ini dilakukan untuk menghindari pasien dari risiko gangguan kesehatan di masa tumbuh kembangnya.

“Setelah operasi, biasanya pasien, terutama bayi dan anak-anak akan mengalami kesulitan dalam berbicara serta menelan,” kata Trimartani.

“Oleh sebab itu, mereka harus dilatih dengan speech terapi (terapi berbicara), kita juga akan mengevaluasinya,” tutupnya.

Pewarta: Vinny Shoffa Salma

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024