Tempat pemungutan suara pada Jumat dibuka di seluruh wilayah Iran untuk melaksanakan putaran kedua pemilihan presiden dadakan di negara tersebut.

Dua kandidat presiden tersisa adalah mantan menteri kesehatan Iran dan reformis, Masoud Pezeshkian, yang memimpin putaran pertama pemilihan presiden pekan lalu.

Kandidat lainnya adalah mantan perunding nuklir dan seorang konservatif, Saeed Jalili, yang memperoleh satu juta suara lebih sedikit dari lawannya pada pemilihan putaran pertama.

Putaran pertama pemilihan presiden diadakan pada 28 Juni lalu. Partisipasi pemilih sekitar 40 persen dengan 25,5 juta suara telah dihitung di 58.000 tempat pemungutan suara di seluruh Iran.

Pezeshkian memperoleh 5.354.000 suara sementara lawannya memperoleh 4.875.269 suara.

Pada akhir Mei, otoritas Iran mengadakan pemilihan presiden dadakan, yang menurut konstitusi harus diselenggarakan dalam 50 hari setelah deklarasi kematian atau ketidakmampuan presiden.

Sedangkan tugas-tugas Presiden Iran Ebrahim Raisi yang meninggal akibat kecelakaan di udara, didelegasikan kepada Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber.

Sebelumnya pada 19 Mei, Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal setelah helikopternya mengalami kecelakaan dalam perjalanan kembali ke Iran dari kunjungan ke negara Azerbaijan.

Temuan awal dari penyelidikan resmi Iran menunjukkan bahwa helikopter tersebut terbakar setelah menabrak bukit di tengah kabut tebal.

Otoritas Iran mengadakan pemilu presiden dadakan dan memindahkan tugas-tugas Raisi kepada Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber.

Di Iran, presiden merupakan pejabat kedua terpenting setelah pemimpin tertinggi.

Tugas-tugas presiden termasuk menerapkan pasal-pasal konstitusi negara dan mengelola cabang eksekutif. Presiden juga menentukan arah kebijakan luar negeri Iran.
Sumber: Sputnik

Pewarta: Primayanti

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024