Jakarta (Antara Babel) - Ikatan Jurnalis UIN (IJU) mendesak TNI AU untuk transparan dan mengumumkan hasil penyelidikan atas peristiwa pelecehan dan kekerasan yang menimpa seorang wartawati dan dua wartawan saat melaksanakan tugas di Medan.

Dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Minggu, IJU mengutuk keras para pelaku yang melakukan aksi kekerasan disertai dengan pelecehan terhadap wartawati Matatelinga.com berinisial DE dan wartawan MNC Media Andri Safrin serta Tribun Medan Array Argus saat melaksanakan tugas di Desa Sari Rejo, Medan Polonia, Medan.

"Kami mendesak Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk mengumumkan nama-nama pelaku dan mengumumkan sanksi yang akan diberikan terhadap seluruh oknum TNI AU kepada publik," kata Sekretaris Jenderal IJU Sholahuddin Al Ayyubi.

Pihaknya pun mengimbau seluruh insan pers agar turun ke jalan mengenakan pita hitam di lengan bajunya sebagai aksi solidaritas atas kekerasan dan pelecehan yang terjadi terhadap wartawan.

"Semoga kekerasan yang terjadi kepada insan pers tidak terjadi lagi di seluruh Indonesia dan segala bentuk kekerasan, terutama yang disertai dengan pelecehan, tidak boleh lagi terjadi di Indonesia," kata Ayyubi.

Sebelumnya, pada hari Senin (15/8), aksi penganiayaan yang disertai dengan pelecehan menimpa wartawati Matatelinga.com berinisial DE alias A (25) pada saat melaksanakan tugasnya di Desa Sari Rejo, Medan Polonia, Medan.

Penganiayaan yang disertai dengan aksi pelecehan tersebut dilakukan oleh sejumlah oknum anggota Paskhas TNI AU Lanud Soewondo yang mengejar wartawati DE hingga terpojok di sebuah warung es di Jalan Teratai, Desa Sari Rejo, Medan Polonia, Medan.

Setelah terpojok, DE alias A langsung dianiaya oleh sejumlah oknum TNI AU dan diancam akan ditusuk alat kelaminnya hingga dilecehkan selama perjalanan pulang sehingga korban mengalami luka dan trauma serius.

Saat ini, DE sudah dimintai keterangan tim penyidik TNI AU dan Dewan Pers terkait dengan peristiwa yang telah menimpanya.

Selain itu, oknum anggota TNI AU pada hari yang sama juga telah melakukan kekerasan berupa pemukulan terhadap dua wartawan, yaitu Andri Safrin dari MNC Media dan Array Argus dari Tribun Medan, hingga mengalami luka serius pada saat terjadi bentrokan atas lahan masyarakat Sari Rejo dengan TNI AU menjelang HUT Ke-71 RI.

Kini, Andri Safrin dan Array Argus telah mendapat perawatan dari pihak rumah sakit akibat pukulan yang diterima oleh mereka dari oknum TNI AU.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016