Rekor dunia renang gaya bebas 100 meter yang ditorehkan perenang 19 tahun asal China Pan Zhanle di Olimpiade 2024, dengan catatan waktu 46,40 detik, disebut "tidak mungkin" oleh pelatih renang Brett Hawke.
Brett, perenang mewakili Australia di Olimpiade 2000 dan 2004, menganggap rekor yang ditorehkan Pan tidak mungkin dicatatkan oleh manusia.
"Saya mau jujur, saya marah melihat renang itu, saya marah untuk beberapa alasan. Secara manusiawi, rekor itu tidak mungkin," kata laki-laki yang kini warga negara Amerika Serikat itu dalam video yang diunggah di Instagram, dikutip dari AFP, Kamis.
Brett, yang sempat membimbing perenang pertama yang memecahkan rekor 47 detik "sprint" gaya bebas Cesar Cielom, pun menyebut-nyebut legenda renang lain dalam argumennya terkait Pan, atlet dengan tinggi badan sekitar 190 centimeter.
"Saya berteman dengan para perenang tercepat dalam sejarah dari Rowdy Gaines, Alex Popov, Gary Hall Jr, Anthony Irvin hingga King Kyle Chalmers. Saya mengenal mereka secara intim, mempelajari cara berenang mereka pada 30 tahun terakhir. Saya memahami mereka dan saya pakar dalam hal itu karena itulah yang saya lakukan," kata pria berusia 49 tahun itu.
Baca juga: Olimpiade Paris 2024 - Atlet renang China Pan Zhanle raih emas gaya bebas plus cetak rekor dunia
Menurut Brett, Pan tidak mungkin bisa mengalahkan nama-nama seperti Kyle Chalmers, David Popovici dan Jack Alexy.
Torehan rekor dunia Pan Zhanle yang menghasilkan medali emas Olimpiade 2024 meletupkan kembali isu doping di lingkungan tim renang China.
Dugaan tersebut disemburkan oleh otoritas Amerika Serikat (AS) yang juga menuding badan antidoping WADA berusaha menutup-nutupi kasus tersebut.
Media ternama AS The New York Times melaporkan pada April 2024 ada 23 perenang China yang positif mengonsumsi zat terlarang yakni trimetazidine (TMZ) dalam sebuah kompetisi domestik pada akhir tahun 2020 dan awal 2021 menjelang OIimpiade Tokyo. Akan tetapi, Pan tidak termasuk di antara 23 perenang tersebut.
Pihak berwenang China menanggapi pemberitaan tersebut dengan mengatakan bahwa hasil positif terjadi lantaran kontaminasi makanan dan alasan tersebut diterima oleh WADA.
Namun, akibat hal itu, perenang China menjadi atlet yang paling banyak dites doping menjelang Olimpiade 2024.
"Pada tahun lalu, saya menjalani 29 tes dan tidak pernah positif. Saya pun sudah dites setelah lomba," ujar Pan setelah torehan rekor dunianya.
Di Olimpiade 2024, Pan memecahkan rekor dunia miliknya sendiri yang digoreskan pada Februari 2024 di Qatar.
Berbeda dengan Brett Hawke, perenang veteran Australia yang merebut medali emas 100 meter gaya bebas di Olimpiade Brazil dan perak di Olimpiade Tokyo King Kyle Chalmers justru menganggap perfoma Pan tidak perlu dipertanyakan. Chalmers yakin Pan menang dengan bersih dan sportif.
Adapun dalam pertandingan renang 100 meter gaya bebas putra Olimpiade 2024 tersebut, Chalmers berada di belakang Pan untuk mengantongi medali perak.
"Saya mengerahkan segalanya untuk memenangkan pertandingan dan percaya orang lain juga melakukannya demi integritas olahraga ini. Saya percaya dia (Pan-red) pantas mendapatkan medali emas. Saya sudah melakukan semuanya untuk mendapatkan medali emas dan berada di podium. Namun, ternyata saya mendapatkan medali perak dan cukup senang untuk itu," tutur Chalmers.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Brett, perenang mewakili Australia di Olimpiade 2000 dan 2004, menganggap rekor yang ditorehkan Pan tidak mungkin dicatatkan oleh manusia.
"Saya mau jujur, saya marah melihat renang itu, saya marah untuk beberapa alasan. Secara manusiawi, rekor itu tidak mungkin," kata laki-laki yang kini warga negara Amerika Serikat itu dalam video yang diunggah di Instagram, dikutip dari AFP, Kamis.
Brett, yang sempat membimbing perenang pertama yang memecahkan rekor 47 detik "sprint" gaya bebas Cesar Cielom, pun menyebut-nyebut legenda renang lain dalam argumennya terkait Pan, atlet dengan tinggi badan sekitar 190 centimeter.
"Saya berteman dengan para perenang tercepat dalam sejarah dari Rowdy Gaines, Alex Popov, Gary Hall Jr, Anthony Irvin hingga King Kyle Chalmers. Saya mengenal mereka secara intim, mempelajari cara berenang mereka pada 30 tahun terakhir. Saya memahami mereka dan saya pakar dalam hal itu karena itulah yang saya lakukan," kata pria berusia 49 tahun itu.
Baca juga: Olimpiade Paris 2024 - Atlet renang China Pan Zhanle raih emas gaya bebas plus cetak rekor dunia
Menurut Brett, Pan tidak mungkin bisa mengalahkan nama-nama seperti Kyle Chalmers, David Popovici dan Jack Alexy.
Torehan rekor dunia Pan Zhanle yang menghasilkan medali emas Olimpiade 2024 meletupkan kembali isu doping di lingkungan tim renang China.
Dugaan tersebut disemburkan oleh otoritas Amerika Serikat (AS) yang juga menuding badan antidoping WADA berusaha menutup-nutupi kasus tersebut.
Media ternama AS The New York Times melaporkan pada April 2024 ada 23 perenang China yang positif mengonsumsi zat terlarang yakni trimetazidine (TMZ) dalam sebuah kompetisi domestik pada akhir tahun 2020 dan awal 2021 menjelang OIimpiade Tokyo. Akan tetapi, Pan tidak termasuk di antara 23 perenang tersebut.
Pihak berwenang China menanggapi pemberitaan tersebut dengan mengatakan bahwa hasil positif terjadi lantaran kontaminasi makanan dan alasan tersebut diterima oleh WADA.
Namun, akibat hal itu, perenang China menjadi atlet yang paling banyak dites doping menjelang Olimpiade 2024.
"Pada tahun lalu, saya menjalani 29 tes dan tidak pernah positif. Saya pun sudah dites setelah lomba," ujar Pan setelah torehan rekor dunianya.
Di Olimpiade 2024, Pan memecahkan rekor dunia miliknya sendiri yang digoreskan pada Februari 2024 di Qatar.
Berbeda dengan Brett Hawke, perenang veteran Australia yang merebut medali emas 100 meter gaya bebas di Olimpiade Brazil dan perak di Olimpiade Tokyo King Kyle Chalmers justru menganggap perfoma Pan tidak perlu dipertanyakan. Chalmers yakin Pan menang dengan bersih dan sportif.
Adapun dalam pertandingan renang 100 meter gaya bebas putra Olimpiade 2024 tersebut, Chalmers berada di belakang Pan untuk mengantongi medali perak.
"Saya mengerahkan segalanya untuk memenangkan pertandingan dan percaya orang lain juga melakukannya demi integritas olahraga ini. Saya percaya dia (Pan-red) pantas mendapatkan medali emas. Saya sudah melakukan semuanya untuk mendapatkan medali emas dan berada di podium. Namun, ternyata saya mendapatkan medali perak dan cukup senang untuk itu," tutur Chalmers.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024