Novak Djokovic mencapai final Olimpiade pertamanya di mana ia akan menghadapi Carlos Alcaraz dalam perebutan medali emas.
Unggulan teratas Djokovic, yang masih mengincar gelar Olimpiade untuk melengkapi 24 gelar Grand Slam-nya, mengalahkan petenis Italia Lorenzo Musetti 6-4, 6-2 di semifinal yang menegangkan, Jumat (2/8) atau Sabtu WIB.
Alcaraz menjadi finalis putra termuda sejak tenis kembali dipertandingkan dalam Olimpiade pada 1988 ketika ia mengalahkan Felix Auger-Aliassime 6-1, 6-1.
Pertandingan perebutan gelar pada Minggu (4/8) di Roland Garros akan menjadi pertemuan ketujuh kedua petenis itu, menyusul kemenangan terbaru Alcaraz melawan Djokovic di final Wimbledon.
"Ini sungguh melegakan," kata Djokovic, yang satu-satunya keberhasilannya di Olimpiade adalah medali perunggu di Beijing pada 2008, seperti disiarkan AFP, Sabtu.
"Tiga dari empat Olimpiade, saya bermain di semifinal, memenangi perunggu yang pertama di Beijing."
"Jadi, mengamankan medali yang lebih tinggi untuk pertama kalinya bagi negara saya, apa pun yang terjadi pada hari Minggu, adalah suatu kehormatan besar. Saya akan mengincar emas. Tidak ada keraguan tentang hal itu -- ini adalah hal yang besar," ujar petenis berusia 37 tahun itu.
Djokovic, yang tidak menunjukkan tanda-tanda cedera lutut kanan yang tampak lebih parah saat kemenangan perempat final, Kamis (2/8), atas Stefanos Tsitsipas, mengatakan Alcaraz akan menjadi favorit di pertandingan tersebut.
Petenis Spanyol berusia 21 tahun itu merebut gelar French Open di Lapangan yang sama Philippe Chatrier pada Juni.
Djokovic mengatakan dia "tidak akan rugi apa-apa".
"Dia mengalahkan saya di Wimbledon. Namun situasinya berbeda dan saya merasa saya adalah pemain yang lebih baik dibandingkan di Wimbledon," ujar petenis asal Serbia itu.
"Saya akan pergi dan memainkan permainan terbaik saya."
Keinginan kuat Djokovic untuk mencapai final memuncak pada set kedua melawan Musetti ketika ia dua kali diperingatkan karena terlalu lama melakukan servis.
Dia juga diperingatkan karena mengumpat pada wasit.
"Saya memikirkan semua kekalahan di semifinal Olimpiade sebelum pertandingan hari ini dan itulah mengapa saya sangat tegang di lapangan," ujar Djokovic.
Sementara itu, juara French Open dan Wimbledon Alcaraz mengalahkan petenis Kanada Auger-Aliassime hanya dalam waktu 75 menit.
"Sudah menjadi tujuan sejak awal tahun untuk mencoba dan memenangi medali emas dan sekarang kami memiliki satu pertandingan tersisa untuk mencoba dan menyelesaikannya," kata Alcaraz.
Bintang Spanyol itu mematahkan servis petenis peringkat 19 Auger-Aliassime tiga kali pada set pertama, melaju dengan enam gim berturut-turut.
Alcaraz mematahkan servisnya dua kali pada set kedua dalam perjalanannya untuk meraih kemenangan keempat berturut-turut atas petenis Kanada itu.
"Final sangat penting bagi saya dan masyarakat Spanyol tetapi saya mencoba untuk tidak memikirkan betapa pentingnya hal itu dan akan fokus pada pertandingan," ujar Alcaraz.
Alcaraz menjadi petenis Spanyol keempat yang mencapai final putra Olimpiade setelah Jordi Arrese di Barcelona tahun 1992, Sergi Bruguera di Atlanta empat tahun kemudian dan Rafael Nadal, yang memenangi emas di Beijing pada 2008.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Unggulan teratas Djokovic, yang masih mengincar gelar Olimpiade untuk melengkapi 24 gelar Grand Slam-nya, mengalahkan petenis Italia Lorenzo Musetti 6-4, 6-2 di semifinal yang menegangkan, Jumat (2/8) atau Sabtu WIB.
Alcaraz menjadi finalis putra termuda sejak tenis kembali dipertandingkan dalam Olimpiade pada 1988 ketika ia mengalahkan Felix Auger-Aliassime 6-1, 6-1.
Pertandingan perebutan gelar pada Minggu (4/8) di Roland Garros akan menjadi pertemuan ketujuh kedua petenis itu, menyusul kemenangan terbaru Alcaraz melawan Djokovic di final Wimbledon.
"Ini sungguh melegakan," kata Djokovic, yang satu-satunya keberhasilannya di Olimpiade adalah medali perunggu di Beijing pada 2008, seperti disiarkan AFP, Sabtu.
"Tiga dari empat Olimpiade, saya bermain di semifinal, memenangi perunggu yang pertama di Beijing."
"Jadi, mengamankan medali yang lebih tinggi untuk pertama kalinya bagi negara saya, apa pun yang terjadi pada hari Minggu, adalah suatu kehormatan besar. Saya akan mengincar emas. Tidak ada keraguan tentang hal itu -- ini adalah hal yang besar," ujar petenis berusia 37 tahun itu.
Djokovic, yang tidak menunjukkan tanda-tanda cedera lutut kanan yang tampak lebih parah saat kemenangan perempat final, Kamis (2/8), atas Stefanos Tsitsipas, mengatakan Alcaraz akan menjadi favorit di pertandingan tersebut.
Petenis Spanyol berusia 21 tahun itu merebut gelar French Open di Lapangan yang sama Philippe Chatrier pada Juni.
Djokovic mengatakan dia "tidak akan rugi apa-apa".
"Dia mengalahkan saya di Wimbledon. Namun situasinya berbeda dan saya merasa saya adalah pemain yang lebih baik dibandingkan di Wimbledon," ujar petenis asal Serbia itu.
"Saya akan pergi dan memainkan permainan terbaik saya."
Keinginan kuat Djokovic untuk mencapai final memuncak pada set kedua melawan Musetti ketika ia dua kali diperingatkan karena terlalu lama melakukan servis.
Dia juga diperingatkan karena mengumpat pada wasit.
"Saya memikirkan semua kekalahan di semifinal Olimpiade sebelum pertandingan hari ini dan itulah mengapa saya sangat tegang di lapangan," ujar Djokovic.
Sementara itu, juara French Open dan Wimbledon Alcaraz mengalahkan petenis Kanada Auger-Aliassime hanya dalam waktu 75 menit.
"Sudah menjadi tujuan sejak awal tahun untuk mencoba dan memenangi medali emas dan sekarang kami memiliki satu pertandingan tersisa untuk mencoba dan menyelesaikannya," kata Alcaraz.
Bintang Spanyol itu mematahkan servis petenis peringkat 19 Auger-Aliassime tiga kali pada set pertama, melaju dengan enam gim berturut-turut.
Alcaraz mematahkan servisnya dua kali pada set kedua dalam perjalanannya untuk meraih kemenangan keempat berturut-turut atas petenis Kanada itu.
"Final sangat penting bagi saya dan masyarakat Spanyol tetapi saya mencoba untuk tidak memikirkan betapa pentingnya hal itu dan akan fokus pada pertandingan," ujar Alcaraz.
Alcaraz menjadi petenis Spanyol keempat yang mencapai final putra Olimpiade setelah Jordi Arrese di Barcelona tahun 1992, Sergi Bruguera di Atlanta empat tahun kemudian dan Rafael Nadal, yang memenangi emas di Beijing pada 2008.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024