Niger mengumumkan pada Selasa bahwa mereka "segera" mengakhiri hubungan diplomatik dengan Ukraina karena negara Eropa itu diduga mendukung "kelompok teroris" di Mali.

Langkah itu diambil beberapa hari setelah Mali memutuskan hubungan dengan Ukraina atas tuduhan yang sama.

Dalam siaran TV nasional, juru bicara pemerintah Niger Kolonel Amadou Abdramane mengatakan bahwa masalah itu akan dibawa ke Dewan Keamanan PBB sebagai kasus "agresi Ukraina."

Kebuntuan diplomatik itu terjadi menyusul kekalahan tentara Mali dalam sebuah pertempuran dengan kelompok separatis pada akhir Juli.

Mali mengumumkan pada Minggu bahwa mereka memutus hubungan diplomatik setelah Ukraina mengaku terlibat dalam serangan teroris mematikan baru-baru ini di negara Afrika Barat tersebut.

Tentara Mali mengakui pada Senin bahwa banyak korban jiwa di pihaknya dalam pertempuran yang terjadi di Tinzaouaten.

Wagner Groupkelompok tentara bayaran yang terafiliasi dengan Rusia dan membantu tentara Malijuga mengonfirmasi kekalahan di pihaknya dan kematian seorang komandan dalam pertempuran sengit di sana.

Mali menilai bahwa mendukung Ukraina sama dengan mendukung "terorisme internasional" dan agresi. Tindakan itu juga dinilai menjadi bagian dari rencana "aktor-aktor tertentu" yang memanfaatkan kelompok teroris di kawasan tersebut.

Sengketa diplomatik itu muncul ketika Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memulai tur keempatnya di Afrika pekan ini hingga Kamis (8/8) untuk memperkuat hubungan dengan Malawi, Zambia, dan Mauritius. Dia dijadwalkan akan bertemu para kepala negara dan menlu di tiga negara itu.

Awal tahun ini, Niger, Mali, dan Burkina Faso, yang bergabung dalam Aliansi Negara-Negara Sahel (AES), mengumumkan pembentukan pasukan gabungan untuk menghadapi meningkatnya masalah keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok teroris.

Sumber: Anadolu-OANA

Pewarta: Primayanti

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024