Jakarta (Antara Babel) - Pakar patologi forensik dari Australia Beng Beng Ong, menduga sianida di lambung Wayan Mirna Salihin berasal dari proses alamiah.

"Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya sianida pascakematian di dalam tubuh. Bisa karena proses kimiawi, bisa pula karena proses biologis, yaitu dari bakteri penghasil sianida," ujar Beng Beng Ong yang menjadi saksi ahli meringankan terdakwa Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin malam.

Beng Beng Ong menanggapi hasil pemeriksaan Puslabfor Mabes Polri yang menyebutkan ada 0,2 miligram perliter sianida dalam lambung korban.

Ketidakpastian proses munculnya sianida ini membuat keberadaan sianida pun tidak konsisten. Kalau terjadi secara alamiah, lanjut dosen senior di Universitas Queensland, Australia ini, sianida tidak selalu berada di seluruh organ dalam tubuh.

Jadi, misalnya, sianida dapat ditemukan di lambung, tetapi tidak di darah, hati maupun tempat lain.

Sementara terkait jumlah kandungannya, Beng Beng Ong mengaku tidak banyak literatur yang bisa dijadikan rujukan. Namun ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa kandungan sianida dari proses alamiah itu "sangat sedikit".

"Sebanyak-banyaknya 1 miligram perliter," kata Beng Beng Ong.

Dugaan ini, ditambah alasan-alasan lain, membuat Beng Beng Ong yakin bahwa korban tidak meninggal karena sianida, tetapi akibat "sesuatu yang belum bisa dipastikan".

Sebelumnya, dokter forensik di RS Polri Sukanto, Slamet Purnomo, yang menjadi saksi ahli dalam sidang sebelumnya, meyakini bahwa Mirna memang meninggal karena sianida yang berasal dari kopi es vietnam.

Alasannya adalah, ditemukan sianida dengan kandungan 0,2 miligram/liter dalam lambung Mirna. "Saya yakin bahwa sianida yang ada di lambung Mirna adalah sisa dari apa yang diminumnya," ujar Slamet.

Sementara Beng Beng Ong mengatakan, seharusnya penyebab kematian bisa dipastikan jika dilakukan autopsi dan pengambilan sampel secepat mungkin, tidak menunggu tiga hari setelah korban meninggal.

"Karena penyebab kematian bisa macam-macam, apalagi korban berusia muda. Bisa saja disebabkan kematian yang alami," kata dia.

Selain itu, hasil pemeriksaan toksikologi juga tidak mendukung dugaan kematian, karena sianida tidak ditemukan di hati, empedu dan urine, hanya ada di lambung. Sebab menurut dia, jika sengaja dimasukkan ke tubuh melalui pencernaan, sianida dalam jumlah besar pasti akan tertinggal di semua organ dalam vital.

Wayan Mirna Salihin tewas pada Rabu, 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Korban diduga meregang nyawa akibat menenggak kopi es vietnam yang dipesan oleh temannya, terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016