Kupang (Antara Babel) - Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso mengatakan saat ini pihaknya hanya mempunyai satu kapal patroli untuk mengamankan perairan NTT.

"Kita hanya punya satu kapal patroli hingga saat ini, tetapi patroli tetap dijalankan untuk mencegah kasus-kasus pengeboman ikan di NTT," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan rawannya aksi pengeboman ikan di wilayah perairan NTT, karena minimnya fasilitas pendukung operasional seperti kapal patroli yang dimiliki aparat keamanan dari  TNI-AL serta Pol Air.

Hingga saat ini wilayah pengamanan Lantamal VII Kupang sendiri sampai ke Maluku Tenggara, sehingga menurutnya agak kesulitan jika hanya berharap dari salah satu kapal Patroli yang dimiliki Lantamal VII Kupang yang bernama Kal Kembang.

Namun ia bersyukur dan merasa terbantu karena hampir setiap bulan kapal-kapal perang dari Armada Timur yang berpusat di Surabaya sering berpatroli di wilayah perairan NTT.

"Kita merasa terbantu dengan adanya patroli dari kapal-kapal perang yang mampir ke wilayah kita," tuturnya.

Minimnya kapal patroli yang dimiliki menurut Siswoyo masih perlu dilakukan penambahan kapal patroli sehingga dapat membantu berpatroli di pesisir-pesisir pantai di Kupang dan sekitarnya.

Sementara itu, Direktur Polisi Air Polda NTT Kombes Pol Budi Santoso  mengatakan pihaknya mengandeng nelayan-nelayan di provinsi berbasis kepulauan itu untuk mengamankan berbagai kasus yang berkaitan dengan pengeboman ikan  yang terjadi di laut.  
   
"Untuk mengamankan wilayah perairan NTT yang sangat luas ini tidak bisa kalau hanya mengandalkan pihak keamanan saja. Semua pihak harus bekerja sama agar saling bisa mengamankan wilayah NTT," tuturnya.  
   
Apalagi, menurutnya, kapal-kapal patroli yang dimiliki oleh Polair sendiri tidak memadai untuk melakukan patroli di perairan NTT. Namun menurut pantauannya hingga kini daerah-daerah pesisir di Kupang sudah tidak terjadi lagi pengeboman ikan.

"Hal ini karena nelayan kita sudah mengerti akan bahaya dari pengeboman ikan itu," demikian Budi.

Pewarta: Kornelis Kaha

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016