Muntok (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung mengungkapkan daerah itu belum memiliki dokter spesialis kejiwaan sehingga banyak pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sungailiat, Kabupaten Bangka.


"Kami belum memprogramkan perekrutan dokter spesialis kejiwaan karena masih akan fokus pada peningkatan status rumah sakit umum daerah yang disertai pembangunan unit kejiwaan," ujar Kepala Bidang Pelayanan Medik Dinkes Kabupaten Bangka Barat dr Rudi Faizul Badri di Muntok, Rabu.


Ia menjelaskan, peningkatan status rumah sakit menjadi Kelas C diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk pembangunan unit gangguan jiwa yang disertai ketersediaan dokter spesialis kejiwaan.


Tidak adanya dokter spesialis kejiwaan dan unit gangguan jiwa di RSUD Sejiran Setason, menurut dia, mengakibatkan pasien yang mengalami gangguan jiwa berat langsung dirujuk ke RSJ Sungaliat di Kabupaten Bangka.


"Untuk pasien gangguan jiwa ringan kami layani di Puskesmas dan RSUD Sejiran Setason dengan pelayanan dasar," katanya.


Menurut dia, dokter umum yang bertugas di puskesmas dan RSUD di daerah itu sudah terlatih dan memiliki sertifikasi untuk penanganan gangguan jiwa, mereka ini yang diandalkan untuk melayani pengobatan pasien dengan pelayanan dasar dam darurat.


"Dari sebanyak 375 pasien gangguan jiwa selama Januari hingga Juni 2013, 70 persennya ditangani dokter umum di daerah, sedangkan sisanya dirujuk ke RSJ Sungailiat karena sudah memasuki gangguan jiwa berat," katanya.


Ia mengharapkan, dalam waktu dekat Kabupaten bangka Barat memiliki rumah sakit jiwa atau minimal unit gangguan jiwa di RSUD Sejiran Setason, Muntok, agar pasien dari daerah itu bisa ditangani di daerah dan keluarga pasien bisa menjenguk pasien setiap waktu karena jaraknya dekat.


"Selama ini keluarga pasien jarang mengunjungi pasien ke RSJ Sungailiat karena jaraknya terlalu jauh dari Kabupaten Bangka Barat, ini sering menjadi keluhan dari para anggota keluarga pasien," kata dia.


Sementara itu, mengenai kesadaran keluarga pasien dan masyarakat untuk mengobatkan anggota keluarga atau tetangga yang terkena gangguan jiwa, kata dia, sampai saat ini kesadarannya sudah bagus terbukti dengan kepesertaan pasien mengunjungi pusat pelayanan kesehatan yang tersebar di enam kecamatan.


"Setiap kali terlihat adanya gejala gangguan jiwa di masyarakat, warga atau keluarga langsung memberikan pertolongan dengan membawa ke puskesmas, kesadaran seperti ini yang selama ini terjadi dan banyak pasien yang sudah sembuh karena tindak pertolongan yang cepat," kata dia.


Ia menambahkan, dari sebanyak 375 pasien yang tercatat sebagai pasien gangguan jiwa, 30 persen diantaranya menjalani rawat inap di RSJ Sungailiat dan sisanya rawat jalan di puskesmas dan RSUD.


"Sampai saat ini tercatat sekitar 2 persen dari pasien itu sudah putus obat atau sembuh," ujar Rudi.

Pewarta: pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013