Berlin (Antara Babel) - Seorang pria Suriah, yang masuk ke Jerman berbarengan dengan banjir pengungsi di negara itu tahun lalu, ditangkap pada Senin setelah perburuan sepanjang akhir pekan lalu terhadap tersangka perencana serangan bom, kata kepolisian negara bagian Saxony.

Polisi memburu pria berumur 22 tahun bernama Jaber Albakr itu sejak ia lolos dari penggrebekan di rumah susun pada Sabtu di kota Chemnitz di wilayah timur dan polisi menemukan beberapa gram bahan peledak di tempat itu.

"Lelah tapi senang. Kami menangkap tersangka teror tadi malam di Leipzig," kata pernyataan kepolisian Saxony di Twitter, dengan menambahkan bahwa Albakr ditangkap berkat petunjuk warga Suriah lain, yang menahannya di rumah susunnya di Leipzig.

"Polisi Leipzig segera mendatangi tempat itu dan menciduk Albakr," kata mereka.

Pencarian di dalam negeri dan internasional terhadap tersangka tersebut kemudian dihentikan.

Laman majalah Der Spiegel yang tanpa mengutip sumber-sumber mengatakan bahwa Albakr mendatangi seorang warga Suriah lain di stasiun kereta di bagian timur kota Leipzig dan meminta tempat untuk menumpang tidur.

Orang tersebut setuju tetapi kemudian menelepon polisi yang datang menangkap Albakr di rumahnya pada Senin siang.

Albakr tiba di Jerman tahun lalu dan mendapat status sebagai pengungsi yang melarikan diri dari negara yang diamuk perang, kata polisi.

Juru bicara Penuntut Umum Federal mengatakan kepada media penyiaran SWR pada Minggu "seluruh gambaran penyelidikan ini dan khususnya jumlah bahan peledak yang ditemukan, mengarah pada dugaan orang yang diburu sedang merencanakan serangan berlatar agama".

Kabar itu tidak akan menyenangkan bagi Kanselir Angela Merkel dengan partai Konservatif yang kehilangan pendukung dari kanan jauh Alternatif bagi Jerman (AfD) atas kebijakan pintu terbuka-nya bagi pengungsi dan pendatang.

Stephan Mayer, seorang anggota legislatif senior dan sekutu Merkel di Uni Sosial Kristen (CSU) Bavaria, mengatakan badan-badan keamanan Jerman perlu berkonsultasi lebih lanjut dalam menangani pengungsi.

"Jerman cuma sebatas rambut dengan teroris Islam seperti Prancis, Belgia dan Inggris," kata Mayer melalui televisi n-tv, "Ancaman masih tinggi meskipun belum ada tanda-tanda nyata mengenai rencana serangan. Kita harus sangat berhati-hati."

Pada bulan lalu, Merkel mengatakan ingin memutar waktu bertahun-tahun ke belakang untuk menyiapkan lebih baik penyambutan banjir pengungsi, yang hampir mencapai sejuta orang.

Dia belum menyatakan apakah akan melaju pada pemilihan keempat sebagai kanselir pada pemilu tahun depan.

Pada Juli, IS mengaku bertanggungjawab atas dua serangan di Jerman barat dan di negara bagian Bavaria terhadap satu kereta api dan pada festival musik di Ansbach, yang menceerai 20 orang, demikian Reuters melaporkan.

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016