Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Dr Yoos Suryono Hadi MTr (Han) M Tr Opsla mengatakan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan terus menghadirkan kekuatannya di Laut Natuna untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Hal di ungkapkan Laksamana Muda TNI Dr. Yoos Suryono Hadi saat berbicara dalam Webinar Hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) sekaligus dalam rangka
Pengumuman Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS dengan tema yang sama di Seskoal, Jakarta, Selasa (17/12).
Dalam rilis yang diterima di Pangkalpinang, Rabu, Yoos mengatakan, belajar dari kasus perebutan wilayah Ambalat, TNI AL bersama nelayan harus selalu hadir di Laut Natuna. Hal itu disebut Effectiveness Occupation atau pendudukan secara damai. TNI AL bersama nelayan, Bakamla dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan ekonomi di wilayah Natuna.
“Sekarang saya mengedepankan Bakamla untuk patroli di situ di-back up Angkatan Laut, saling bekerjasama patroli, Namanya interoperativity dengan pesawat TNI AU Boeing atau CL 235 untuk berpatroli disana mengecek keamanan di Laut Natuna,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, awal masalah di Laut Natuna adalah aksi China yang mengklaim wilayah lautnya hingga memotong kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
“Itu yang kita keberatan, pangkal awalnya disitu,” katanya.
Hadir selaku pembicara lainnya yaitu seniman dan sutradara senior, Garin Nugroho dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Syarif Hidayatullah, Dr Rahmi Fitriyanti. Pada kesempatan itu, Garin Nugroho menyoroti minimnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap budaya kemaritiman.
Sebagai sineas, ia mengatakan betapa sedikitnya film-film yang bertemakan kelautan. Padahal, Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang sangat besar. Garin mengaku senang dan menyambut baik akan adanya lomba Instagram Reels yang
diselenggarakan oleh ISDS dengan tema kelautan seperti ini.
Ia berharap ke depan event seperti ini akan diselenggarakan lagi dengan skala yang lebih besar agar meningkatkan kesadaran kelautan Indonesia.
“Saya senang sekali karena peserta lomba ini ternyata sangat beragam dan bagus-bagus kualitasnya,” ucapnya.
Sementara, Rahmi menegaskan hal-hal yang melandasi pentingnya kehadiran negara dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI di Natuna, yaitu secara internal maupun eksternal.
Secara internal, Kabupaten Natuna pulaunya kecil namun memiliki perairan yang luas berikut besarnya potensi SDA mineral, migas, ikan, dan tambang yang tersimpan di dalamnya. Dengan besarnya kandungan cadangan gas alam di Blok East Natuna 49,87 TCF, menjadikan Natuna sebagai pemilik cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.
“Sayangnya, East Natuna direncanakan baru bisa memproduksi gas pada 2027. Lamanya waktu produksi ini akibat belum adanya teknologi mumpuni yang mampu menyedot gas di kedalaman laut Natuna,” ujarnya.
Secara eksternal, ancaman yang datang dari Laut Cina Selatan berpotensi menyeret Indonesia ke dalam pusaran eskalasi konflik akibat klaim sepihak Cina terhadap perairan Laut Natuna Utara sebagai bagian dari 9 dash line yang kemudian diperluas menjadi 10 dash line Cina hingga ke kawasan Asia Timur.
Sementara itu, PBB hanya mengakui status Indonesia sebagai “Negara Kepulauan” yang hingga kini belum berubah menjadi “Negara Maritim”.
“Indonesia sudah saatnya memanfaatkan hak konsesi di sektor maritim ini semaksimal
mungkin sebagai peluang besar di bidang ekonomi untuk mencapai level “Negara Maritim”, yaitu negara yang merdeka sepenuhnya menggunakan kekuatan lautan sekaligus sebagai instrumen dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, ISDS mengumumkan pemenang lomba Instagram Reels dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang digelar pada Agustus hingga November lalu.
Menurut Ketua Panitia sekaligus Co Founder ISDS, Dwi Sasongko M.HI, proses pengumpulan karya berlangsung sejak 17 Agustus 2024 hingga 15 Oktober 2024 pukul 23.59 WIB.
Adapun Dewan Juri lomba terdiri dari Panglima Komando Armada I, TNI AL Laksamana Muda TNI Dr. Yoos Suryono Hadi, M.Tr (Han)., M.Tr. Opsla; Sutradara, Garin Nugroho; dan Co Founder ISDS Edna Caroline.
Melalui lomba tersebut, ISDS berharap dapat menggali pemikiran, pandangan, serta solusi dari masyarakat mengenai upaya Indonesia dalam menjaga Kepulauan Natuna dari ancaman konflik di Laut China Selatan dan dampaknya terhadap kedaulatan Indonesia secara keseluruhan sebagai sebuah negara kesatuan.
Berdasarkan rangkaian proses seleksi yang panjang, Dewan Juri Lomba Instagram Reels ISDS “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” telah memilih 18 karya video terbaik yang kemudian ditetapkan menjadi pemenang lomba. Para pemenang tersebut akan mendapat hadiah berupa iPhone dan handphone lainnya senilai total hadiah Rp100 juta.
Selengkapnya, nama-nama pemenang untuk setiap kategori, adalah sebagai berikut;
a. Kategori Engagement
Juara I : William Asella Putra
Juara II : Maulyadi Salasanto
Juara III : Pajar Sidik
Juara IV : Rahmad Fajar
Juara V : Dika Irawan
Juara VI : Rifqah Fairuz Putri
Juara VII : PT Usaha Gunabhakti Mandiri
Juara VIII : fristantine
Juara IX : Siti Zahra Qathrinida
b. Kategori Kualitas
Juara I : Okto Siagian
Juara II : Aishanda Vania Aanisah
Juara III : Abimanyu Yudowarno Syah / Aboy
Juara IV : Andreas Prasetio
Juara V : Angeline Carolina
Juara VI : Lukman nul hakim
Juara VII : Tiara Rahayu
Juara VIII : Lucia Amelia Cuaca
Juara IX : Feby Anggrela
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024